Selasa 16 Jun 2015 02:27 WIB

Terapkan Skala Prioritas Atur Keuangan Ramadhan

Ketika mengatur keuangan Ramadhan perhatikan mana yang paling penting, seperti dana mudik hingga THR.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Ketika mengatur keuangan Ramadhan perhatikan mana yang paling penting, seperti dana mudik hingga THR.

REPUBLIKA.CO.ID, Perencana keuangan Islami Febiola Aryanti menyarankan agar manajemen keuangan untuk menghadapi bulan Ramadhan dan Lebaran dilakukan jauh-jauh hari.

Selain itu Febiola menganjurkan agar menerapkan skala prioritas dengan mendahulukan kepentingan yang lebih urgen agar keuangan tetap sehat selama Ramadhan dan Lebaran.

"Asumsinya kebutugan anak sekolah kan sudah direncanakan sebelumnya, kalau dana tidak cukup ya harus dipilih skala prioritas, ekstrimnya ya tahun ini tidak usah mudik, misalnya. Perncanaan keuangan tidak bisa one shot, untuk Ramadhan, setidaknya sudah direncanakan tiga bulan sbelumnya," katanya.

Sebaiknya sumber anggaran yang digunakan untuk keperluan belanja dan mudik Lebaran, menurut Febiola, adalah murni uang THR. "Kalau punya THR, untuk kebutuhan Idul Fitri gunakan THR saja. Kalau kurang, penuhi dengan pemasukan lain. Jangan sampai prioritas kacau, memakai uang tabungan atau berutang," katanya.

Menurut Febriola, satu hal yang harus dihindari dalam merencanakan keuangan saat Ramadhan dan Lebaran adalah melakukan hal-hal yang di luar kemampuan finansial. Febiola menegaskan jangan menjadikan tradisi saat puasa dan lebaran sebagai suatu keharusan.

"Tradisi baju baru, tidak harus selalu pakai baju baru. Tradisi menghidangkan makanan istimewa saat berbuka puasa? kalau punya anak-anak yang masih belajar puasa bolehlah dikasih reward makanan istimewa saat buka, tapi kalau untuk anak yang sudah besar, ini justru waktu yang baik untuk ajarkan anak empati dengan menyantap makanan seadanya agar anak-anak menjadi lebih memperhatikan nasib orang-orang yang kurang beruntung," katanya.

Ramadhan, kata Febiola adalah saat yang tepat untuk melakukan muhasabah keuangan.

"Hisab harta kita, diperoleh dari mana dan akan dibelanjakan ke mana. Ini saat yang tepat mencatat pengeluaran dan mereview untuk pos makan berapa, pos minum berapa, pos transpor berapa dan sedekah berapa. Sedekah juga harus ditulis karena kadang kita suka pakai perasaan kalau soal sedekah, jangan-jangan sedekah yang dikeluarkan lebih sedikit dari pada jajan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement