Selasa 16 Jun 2015 02:11 WIB

Manajemen Keuangan Ramadhan Sebaiknya Ditata Sejak Waktu Ini

Selain harus pandai mengatur keuangan di Ramadhan ini, Anda juga diharapkan mampu mengerem keinginan yang bisa membocorkan keuangan Ramadhan dan Lebaran.
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Selain harus pandai mengatur keuangan di Ramadhan ini, Anda juga diharapkan mampu mengerem keinginan yang bisa membocorkan keuangan Ramadhan dan Lebaran.

REPUBLIKA.CO.ID, Bulan Ramadhan adalah bulan berkah yang dinanti-nanti kedatangannya setiap tahun. Namun, biasanya ibu-ibu rumah tangga justru harus memutar otak dan berpikir ekstra untuk mengatur keuangannya karena di bulan itu keuangan keluarga sering kebobolan.

Tradisi makan pada bulan puasa yang mensyaratkan hidangan istimewa, belum lagi kenaikan harga saat puasa dan persiapan mudik membuat banyak keuangan keluarga di Indonesia kacau.

Untuk itu, perencana keuangan Islami Febiola Aryanti menyarankan agar manajemen keuangan untuk menghadapi bulan Ramadhan dan Lebaran dilakukan jauh-jauh hari.

"Idealnya sih dilakukan persiapan dua hingga tiga bulan sebelumnya, sehingga kita tahu pos pos mana yang bisa dibelanjakan dan pos mana yang tidak. Persiapan keuangan untuk tahun ini sangatlah penting mengingat ada tiga peristiwa penting yang harus diantisipasi; Ramadhan, tahun ajaran baru sekolah dan Lebaran," kata Febiola di Jakarta, Senin (15/6).

Belum lagi, saat ini kondisi perekonomian Indonesia sedang mengalami penurunan. Pada kuartal satu, kata Febiola, perekonomian Indonesia sedang mengalami kontraksi.

"Kalau kontraksi terus berlanjut sampai kuartal kedua maka akan banyak keluarga yang turun kelas. Tahun lalu kita bisa berbangga banyak tumbuh keluarga kelas menengah, tapi tahun ini kalau tidak berhati-hati kita bisa turun kelas," katanya.

Febiola menambahkan, untuk mengatur keuangan menghadapi Ramadhan, sebaiknya dimulai dari membuat catatan keuangan untuk mengetahui pengeluaran dan pemasukan.

"Contohnya, untuk kegiatan mudik, harus didefinisikan kegiatan apa yang ingin kita lakukan. Kita buat daftarnya. Cadangkan anggaran didapat dari mana dan akan dikeluarkan untuk apa. Nah di situ kita harus taat anggaran. Seringnya kan keuangan pasca-lebaran porak poranda karena kita sering tidak taat anggaran," kata Febiola.

Sementara untuk puasa, Febiola menyarankan agar keluarga melakukan definisi kebiasaan pola konsumsi.

"Contoh harga-harga kebutuhan pokok yang naik kan tak bisa kita apa-apakan lagi, nah di situ kita bisa atur konsumsi, pilih konsumsi. Sesuaikan pola konsumsi kita dengan sunnah, sunnah menganjurkan kita untuk tidak berlebihan," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement