Senin 15 Jun 2015 07:21 WIB

Ini Dia Potensi Usaha Makanan di Indonesia

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Bisnis kue
Foto: Republika/Prayogi
Bisnis kue

REPUBLIKA.CO.ID, Potensi usaha makanan di Indonesia sangat besar. Hal ini terlihat dalam waktu sepuluh tahun terakhir. Usaha makanan mengalami metamorfosis atau perubahan secara drastis. Dalam kurun waktu itu, usaha makanan waralaba lokal dan luar negeri bermunculan disini.

“Sepuluh tahun lalu, pilihan hangout hanya satu. Tapi sekarang banyak pilihan, mulai dari food street sampai makanan kelas bintang lima. Dulu usaha makanan hanya ada di mall terkenal, sekarang semua mall ada, sangat berkembang sekali, franchise luar negeri banyak,” ujar Perwakilan Tim Kraft, Mondelez Indonesia, Pingkan Fabryce kepada wartawan dalam acara Press Conference Mondelez Indonesia Food Service (Kraft) di Jakarta, akhir pekan lalu.

Selain itu, pendapatan masyarakat yang meningkat khususnya kelas menengah juga membuka lebar potensi usaha di bidang kuliner. Mereka ingin menghabiskan uang lebih banyak dan mencoba yang baru. Bukan hanya rasa yang mereka cari tapi pengalaman.

“Tempat yang nyaman pasti membuat mereka ingin mencoba makanan di tempat itu, walaupun mahal tidak apa yang penting mencoba,” ujarnya.

Potensi usaha makanan di Indonesia besar juga karena dipengaruhi oleh adanya kebutuhan makanan yang simpel, praktis namun tetap bergizi. Baik untuk sarapan maupun mengudap.

“Di mana-mana macet, berangkat ke kantor harus lebih pagi. Kemudian urus anak-anak. Buru-buru kejar-kejaran dengan waktu. Orang tua juga biasanya ingin menyajikan anak makanan yang cepat saji, namun tetap bergizi. Karena itu muncul lebih banyak makanan praktis,” ujarnya, seraya menambahkan tak heran jika di supermarket muncul kudapan ukuran medium karena melihat ada kebutuhan di saat waktu makin sempit.

Bukan hanya itu, perubahan gaya hidup masyarakat lebih modern juga turut memperluas potensi usaha makanan. Dahulu mereka berkumpul hanya saat akhir pekan. Sekarang hampir setiap malam. Apalagi nanti bulan puasa, hampir setiap hari buka bersama.

“Mereka makan untuk hidup. Makan menjadi gaya hidup dan mengikuti tren, kalau tidak mencoba tidak keren. Ini semua bertambah marak dengan adanya dunia digital, mulai posting makanan dan buka usaha di bidang kuliner,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement