REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Nusa Tenggara Timur terus memperkuat dan memaksimalkan promosi objek-objek wisata yang ada ke dunia luar untuk menarik wisatawan asing seperti Cina kini tengah bermitra dengan Indonesia untuk mewujudkan mimpi industri pariwisata dunia.
"Kita bangga dengan semua potensi yang dimiliki NTT tetapi orang tidak akan mengetahui jika tidak dipromosi ke luar. Promosi harus terus menerus dilakukan baik melalui berbagai media atau sarana lainnya," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nusa Tenggara Timur Dr Marius Ardu Jelamu, Selasa (9/6).
Kerja sama dengan Cina di bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif bisa saja dilakukan secara langsung dengan NTT dalam bentuk "Sister City" atau "Sister Province" bisa saja dilakukan melalui Jakarta untuk jangka panjang.
Saat ini katanya Pemerintah Indonesia dan Tiongkok sepakat menjalin kerja sama lebih intensif dalam bidang keamanan dunia maya. Peluang itu akan dimanfaatkan NTT untuk melakukan promosi objek wisata melalui dunia maya.
"Apa yang positif dari Cina, kita ambil, kita analisa, kita resapi, diaplikasikan, sesuai dinamika kebutuhan yang lebih baik di masa depan NTT, apalagi Cina saat ini secara terbuka dan obyektif, membuka kesempatan bagi dunia luar untuk bekerjasama," katanya.
Ia menambahkan sebagai dua negara yang saling berhubungan dan bersahabat, Indonesia dan Cina tentu menghadapi dinamika beragam, yang berpengaruh bagi hubungan kedua bangsa.
Belakangan ini, katanya Cina pun memandang Indonesia sebagai negara yang sangat strategis bagi seecara demografi maupun geografi. "Kedua negara memiliki saling ketergantungan, semisal Cina perlu sumber daya alam dari Indonesia, kita perlu teknologi yang mereka punya, kita juga perlu ekonomi Cina yang besar," katanya.
Salah satu cara adalah membuka akses kerja sama untuk mendatangkan wisatawan Cina ke objek-objek wisata di NTT dan dengan demikian berdampak ekonomis bagi masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraan.
Karena itu, tekad besar NTT salah satunya adalah menjadikan NTT sebagai provinsi pariwisata. NTT punya potensi besar untuk mengembangkan pariwisata di daerah ini.
"Ciptakan Desa Wisata, sehingga masyarakat mendapatkan manfaat, Pariwisata harus bermanfaat bagi rakyat," katanya.
Selanjutnya dikatakan beberapa tahun terahkir, pemerintah provinsi telah memberikan hibah kepada desa wisata. Oleh karena itu besar harapan pemerintahan agar dana yang diberikan dapat dikelola dan dimanfaatkan dengan baik.
Untuk jangka pendek dan menengah, Desa wisata yang ada di Bali, Yogyakarta dapat dijadikan contoh untuk dikembangkan di NTT. Dinas Pariwisata hendaknya bekerja sama dengan sektor lain yang turut terlibat dalam urusan pariwisata yang berjumlah kira-kira 14 sektor untuk membangun dan mengembangkan wisata secara baik.
"Potensi laut yang besar, darat dan budaya NTT yang terpenting bagaimana dikemas agar menjadi destinasi yang indah dan unik. Pariwisata itu urusan bersih, teratur dan nyaman," katanya.