REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK UTARA -- Hotel dan restoran "Pearl of Trawangan" kini menjadi ikon baru pariwisata Gili Indah, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat, karena mampu menyedot pengunjung untuk menikmati kenyamanan menginap di bangunan bambu sambil menikmati alam pantai.
Supervisor Front Office Pearl of Trawangan Iwan Iswanto, di Lombok Utara, Selasa (9/6) menjelaskan meski tidak memiliki kamar standar, hotel dan restorannya selalu ramai pengunjung.
"Saat ini kami punya 19 kamar suite, lima kamar lumbung beach cottage, delapan sweet room, empat villa single, dan satu villa double. Semua kamar tersebut penuh," katanya.
Dari semua hotel dan restoran di Gili Trawangan, "Pearl Beach Lounge" ini memang terlihat unik dan artistik. Hampir seluruh bangunan restorannya terbuat dari bambu. Di tengah "Pearl Beach Lounge" terdapat lampu mutiara besar yang ditopang bambu dan menjadi lambang tongkrongan baru di Gili Trawangan.
Keunikan restoran ini lah yang menjadi salah satu daya tarik "Pearl of Trawangan". Tak jarang, beberapa wisatawan asing yang melintas langsung mampir ketika melihat desain dan keunikan mutiara Gili Trawangan ini.
"Memang, kami yang pertama menggunakan bahan utama bambu untuk restoran seperti ini. Banyak tamu kami yang tertarik dan bertanya tentang proses pembuatannya," ujar Iwan.
Nuansa berkelas dan eksklusif sangat terlihat di "Pearl Beach Lounge". Bisa dibilang, tamu di hotel milik Berhard Noercoesten ini berasal dari kalangan menengah ke atas.
Hal itu bisa dilihat dari harga kamar suite yang dipatok sekitar Rp1 juta sampai Rp1,5 juta per malam. Artinya, tidak ada kamar standar di hotel ini. Selain kenyamanan dan keunikan "Pearl Beach Lounge", mutiara Gili Trawangan ini juga menawarkan nuansa energi hijau di seluruh kawasan hotelnya. Dibanding hotel lain di Gili Trawangan, hotel yang ditangani Albert Heinz ini memang sangat hijau dan asri.
Soal makanan, kata Iwan, pihaknya juga sangat menjaga kualitas. "Di awal beroperasi, kami mendatangkan juru masak dari Jerman untuk mengajarkan standar masakan dan pelayanan kepada juru masak lokal kami," kata mantan Manajer Hotel Vila Ombak, Gili Trawangan, ini.