REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Nusa Tenggara Barat meniadakan sementara waktu penjualan tiket ke Gunung Rinjani melalui pintu masuk Senaru, Bayan Kabupaten Lombok Utara sampai adanya pembenahan lebih lanjut.
Hal itu dilakukan menyusul banyaknya sampah yang berserakan di gunung berapi tertinggi ke dua di Indonesia itu, kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar) NTB Moh Faozal di Mataram, Rabu (4/6).
"Jadi untuk penjualan tiket ke Rinjani melalui pintu masuk Senaru sudah kita hentikan, sebelum ada jaminan sepanjang jalur pendakian harus 'clean up'," katanya.
Menurut dia, penghentian penjualan tiket masuk ke Gunung Rinjani itu dilakukan menyusul banyaknya keluhan dari wisatawan terkait sampah yang mengotori gunung paling populer untuk didaki di Indonesia itu.
"Sebetulnya ide penghentian ini bukan berawal dari Budpar, tetapi langsung dari kawan-kawan komunitas dari Senaru yang peduli terhadap kebersihan Gunung Rinjani," ujarnya.
Dia menjelaskan, berdasarkan informasi dari komunitas peduli Rinjani masa berlaku dihentikannya penjualan tiket masuk ke Gunung Rinjani itu tidak ada batasan.
Dalam artian, jika sudah ada jaminan dari pihak pengelola dalam hal ini Balai Taman Nasional Gunung Rinjani (BTNGR) bahwa jalur pendakian bersih dari sampah barulah penjualan tiket kembali diberlakukan.
"Yang jelas penjualan tiket itu akan berlaku jika sudah benar-benar jalau pendakian bersih dari sampah. Karenanya, sampai saat ini belum ada batasan mengenai waktu kapan penjualan tiket kembali diberlakukan," ujarnya.
Lebih lanjut, mantan Kepala Museum NTB ini mengatakan, selain jalur pendakian harus "clean up" ada beberapa kesepakatan yang juga telah disepakati agar bisa ditaati bersama guna meminimalisir adanya sampah di Rinjani, yakni pembenahan dari sisi pelayanan di pintu masuk, penyediaan prasarana seperti toilet, dan jaminan tidak ada sampah.
"Jadi pihak BTNGR sudah bertemu dengan kami dan akan segera melakukan pembenahan, sehingga masalah sampah ini bisa teratasi secepatnya," katanya.
Meski demikian, Faozal mengaku sangat menyesalkan banyaknya sampah di sepanjang jalur pendakian menuju Gunung Rinjani. Terlebih lagi beredarnya foto-foto sampah di Gunung Rinjani di media sosial. Padahal, lokasi wisata itu sangat populer bagi wisatawan baik nusantara maupun mancanegara.
Sebelumnya, melalui media sosial sejumlah orang menyayangkan kotornya jalur pendakian Gunung Rinjani akibat banyaknya sampah yang berserakan. Bahkan, melalui media sosial itu, mereka sama-sama menunjukan sikap kecewa dengan kondisi yang terjadi di Rinjani. Semua berharap ada tindakan serius dari pengelola dibarengi dengan sikap tanggung jawab dari para pendaki.