Senin 01 Jun 2015 22:40 WIB

Minahasa Koleksi Bangunan Perang Dunia Kedua

Dua wisatawan mengamati bangkai kendaraan tempur amphibi sisa perang dunia II di Desa Darame, Morotai, Maluku Utara, Kamis (7/6).
Foto: Antara/Prasetyo Utomo
Dua wisatawan mengamati bangkai kendaraan tempur amphibi sisa perang dunia II di Desa Darame, Morotai, Maluku Utara, Kamis (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, MINAHASA -- Kabupaten Minahasa Tenggara Provinsi Sulawesi Utara, masih menyisakan beberapa bangunan bersejarah seperti Veldbox (pemecah ombak) sisa perang dunia kedua yang tersebar di beberapa titik daerah tersebut. Pemerhati budaya Deny Tambarici mengatakan Veldbox ada di perkebunan Tareten Ratahan, merupakan peninggalan Jepang saat menghadapi sekutu pada perang pasifik.

Dia menjelaskan, konstrusi bangunan yang dibangun kokoh berbahan beton bertulang di lengkapi satu buah pintu masuk, didalamnya ruang kosong berbentuk lingkaran dengan beberada jendela bidik untuk meletakan moncong senjata. "Bangunan ini sengaja dibangun untuk melawan para sekutu yang ingin mendarat di tanah Minahasa, sehingga bangunan harus kokoh untuk menangkal serangan musuh," ujar dia, Senin (1/6).

Dia menambahkan Veldbox jenis ini bisa ditemukan dibeberapa tempat di Minahasa Tenggara, seperti di garis pantai buku Desa Buku Kecamatan Belang. "Bedanya veldbox di desa Buku dibangun di pantai, fungsinya sama, dulunya tepat berada di garis pantai. Tapi ketika di bangun talud pemecah ombak penahan terjadinya abrasi, sehingga Veldbox didorong ke pantai oleh alat berat," terangnya.

Sayangnya meski menjadi bangunan bersejarah, Veldbox di perkebunan Tareten terlihat kurang mendapat perawatan, selain itu, bangunan ini nyaris luput dari promosi pemerintah. Tak banyak masyarakat yang tahu bangunan ini. Sepintas bangunan ini tampak seperti bangunan tak bernilai. Padahal dari catatan sejarahnya begitu bernilai dan potensial untuk di jadikan objek wisata.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Minahasa Tenggara, memastikan jika bangunan Veldbox merupakan salah satu peninggalan sejarah potensial yang baik untuk dikembangkan. "Promosi saya kira sudah dilakukan, termasuk Veldbox tapi butuh waktu dan anggaran untuk penataan hingga promosi secara instan," ujar kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Minahasa Tenggara, Robby Sumual.

sumber : antara
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement