REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Sri Sultan Hamengkubuwono X menginginkan Lava Bantal jadi daya tarik wisata baru di Kabupaten Sleman.
Menurutnya, dengan begitu Lava Bantal bisa memberikan manfaat ekonomi pada warga sekitar. Karena itu Sultan memberi arahan agar masyarakat mengembangkan destinasi wisata tersebut.
"Sebaiknya Lava Bantal disatukan dengan objek wisata lainnya di sini jadi satu kawasan," tuturnya saat meninjau lokasi bebatuan gunung purba tersebut, Sabtu (30/5). Lava Bantal sendiri berada di perbatasan dua desa, yaitu Kalitirto dan Jogotirto, Kecamatan Berbah.
Dalam kesempatan tersebut, Sri Sultan berdialog dengan masyarakat dan memberikan gambaran pengembangan wisata. Di antaranya dengan mendirikan desa wisata. Sri Sultan menuturkan, pengembangan lava bantal menjadi daya tarik wisata sangat bergantung pada inisiatif masyarakat. Termasuk dalam pengelolaan.
"Sementara itu, pemerintah memiliki fungsi sebagai fasilitator untuk mewadahi inisiatif masyarakat," katanya.
Sri Sultan juga berpesan agar masyarakat dapat menjaga situs geoheritage tersebut. "Mohon masyarakat dapat menjaga. Jangan sampai situs jadi rusak, karena dicongkel, dikotori dan dicorat-coret," ungkapnya di hadapan warga.
Ia juga berpesan agar masyarakat melestarikan jembatan di atas lava bantal yang katanya dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono IX.
Bupati Sleman, Sri Purnomo yang turut hadir menyampaikan harapannya agar masyarakat menjaga Lava Bantal. "Karena situs ini merupakan peninggalan jaman dahulu dan termasuk langka, jadi kelestariannya harus di jaga," ujarnya.
Sementara itu Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Subandrio mengatakan struktur lava bantal ini sangat unik. Karena proses pembentukannya tidak dijumpai di setiap tempat. Lava Bantal diperkirakan muncul pada masa tersier, yaitu lebih dari dua juta tahun yang lalu. Menurut Subandrio, batuan itu terbentuk dari terobosan magma di lingkungan yang berair.
"Karena berada di lingkungan yang dipenuhi air, terobosan magma ini tidak membentuk gunung api. Tetapi menjadi batu yang memiliki tekstur khas," papar Subandrio. Ia menyarankan, sebaiknya Lava Bantal dikembangkan menjadi tujuan wisata yang bersifat edukatif. Agar masyarakat memahami nilai ilmu pengetahuan dalam proses pembentukannya.