Kamis 28 May 2015 20:09 WIB

Destinasi Wisata Palembang Dinilai Kurang Promosi

Pagoda yang ada di Pulau Kemaro, Sumsel
Foto: ROL/Winda Destiana
Pagoda yang ada di Pulau Kemaro, Sumsel

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Destinasi wisata di Kota Palembang relatif kurang dipromosikan sehingga tidak seterkenal kota-kota lain di Indonesia, kata Manajer Promosi Pariwisata Indonesia di Singapura Kementerian Pariwisata Sulaiman Shehdek.

"Kurang promosi, saya melihat ini yang menjadi kelemahan sektor pariwisata di Palembang. Meski Palembang sudah cukup dikenal karena sempat menjadi tuan rumah SEA Games tapi jika tidak dipasarkan maka percuma saja," kata Sulaiman di Palembang, Kamis (28/5).

Saat menjadi pembicara dalam lokakarya "Pengembangan Pariwisata Palembang menuju Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015" dia mengatakan pemerintah kota harus mendirikan badan yang khusus mengurus promosi seperti yang dilakukan Bali dan Yogyakarta.

"Keberadaan Badan Promosi Pariwisata Daerah itu mutlak diperlukan jika ingin memajukan pariwisata di suatu daerah karena prinsipnya orang harus mengenal dulu baru mau datang, dan untuk mengurus ini memang tidak mudah," kata dia.

Menurutnya, konsep promosi untuk meningkatkan brand ini harus dipahami sehingga pemkot tidak terjebak dengan persoalan kurang memadainya infrastruktur pariwisata.

"Jika bicara infrastruktur maka tidak akan ada habis-habisnya, selalu saja kurang. Jadi harus dibalik, mulai dari promosi dulu, kemudian baru masuk produknya (paket wisata), sembari tentunya membenahi infastruktur," kata dia.

Terkait dengan promosi ini, pemkot bukan hanya membutuhkan badan khusus tapi juga kerja sama dengan asosiasi jasa pariwisata seperti Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan Asosiasi Biro Perjalanan Wisata (Asita).

"Mulailah duduk bersama dan menentukan strategi ke depan karena sejatinya potensi pariwisata di Palembang ini demikian besar namun belum tergarap optimal," kata dia.

Kota Palembang memiliki sejumlah potensi wisata, yakni wisata religi, wisata kuliner, wisata belanja, wisata sejarah atau heritage. Untuk wisata religi, Pulau Kemaro selalu dipadati ribuan warga keturunan Tionghoa untuk merayakan imlek karena terdapat Klenteng Hok Tjing Rio dan berkembangnya legenda cari jodoh.

Saat ini, wisatawan berkunjung ke Indonesia sekitar 35 persen tertarik terhadap faktor alam, seperti ekologi dan kelautan. Sekitar 60 persen tertarik kuliner, religi, dan sejarah, sementara peminat wisata buatan seperti pertunjukan dan beragam pameran hanya 5 persen.

Sementara ini, jumlah kunjungan wisatawan ke Sumsel sekitar 3 juta jiwa per tahun, sedangkan tahun ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumsel menargetkan meningkat pesat hingga menebus 5 juta orang.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement