Kamis 28 May 2015 17:49 WIB

Budaya Jadi Kunci Menarik Wisatawan

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Pariwisata Bali (ilustrasi)
Foto: antara
Pariwisata Bali (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Sejumlah ahli pariwisata menyayangkan minimnya perhatian masyarakat Indonesia terhadap pelestarian wisata budaya supaya berfungsi ekonomi.

Selama ini, wisata budaya populer yang bisa menarik wisatawan mancanegara (wisman) dalam jumlah besar masih terfokus di Bali dan Yogyakarta.

"Budaya adalah kunci menarik wisatawan dan ini harus ditonjolkan," kata Ketua Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI) Bali, Ida Bagus Ngurah Wijaya dijumpai Republika di Denpasar, Kamis (28/5).

Dibandingkan destinasi wisata populer di Asia Tenggara, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filiphina, kata Wijaya, Bali termasuk daerah terisolir dan aksesnya jauh. Namun, jutaan wisman tetap berkunjung setiap tahunnya karena Bali menonjolkan wisata budaya. Kenaikan jumlah wisatawan terus terjadi 10-15 persen per tahun.

Sumatra misalnya, memiliki banyak budaya dari Aceh sampai Sumatra Selatan, namun minim promosi. Sumatra Barat memiliki banyak tarian indah, Palembang terkenal dengan warna-warni songketnya, serta Medan dan Aceh dengan kulinernya. Wijaya menilai masyarakat lokal harus mengembangkan potensi budaya, seperti tarian, makanan, hasil kerajinan, dan situs-situs wisata.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali, Panudiana Kuhn menilai sektor pariwisata Bali paling siap menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Akan tetapi, jika Indonesia hanya mengandalkan pariwisata budaya di Bali saja, maka lama kelamaan wisman akan bosan.

"Wisata budaya di Bali itu bisa dieksplorasi sehari, one day trip. Jangan hanya Bali saja," katanya dijumpai terpisah.

Semua negara, kata Panudiana memiliki obyek wisata budaya. Bali ada kemiripan dengan Vietnam, Kamboja, Thailand, dan Myanmar yang memiliki banyak pagoda atau kuil. Turis asal Eropa, Amerika, dan Australia sangat meminati wisata budaya ini.

Hal berikutnya yang perlu dibenahi adalah infrastruktur, khususnya penerbangan langsung. Daya saing infrastruktur saat ini tertinggi di Jakarta, sedangkan Bali ada diposisi kesembilan, dan Papua ke-33. Sangat disayangkan destinasi-destinasi potensial untuk wisata tidak dilengkapi dengan infratruktur bagus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement