Jumat 22 May 2015 11:29 WIB

Rating Makanan, Seberapa Perlukah?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Hazliansyah
Seorang wanita sedang membaca label informasi dalam makanan kemasan sebelum membeli.
Foto: corbis
Seorang wanita sedang membaca label informasi dalam makanan kemasan sebelum membeli.

REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Anda mungkin pernah menemukan makanan-makanan yang dijual di supermarket menggunakan sistem rating yang biasanya ditunjukkan dalam skala lima bintang. Ada yang dilabeli tiga bintang, empat bintang, hingga lima bintang.

Ya, rating makanan alias the Health Star Rating ini semakin ramai digunakan produsen saat ini. Namun seberapa efektifkah penggunaannya dalam membantu konsumen menemukan makanan yang sehat?

Jumlah bintang ditentukan oleh formula yang terkandung dalam makanan setelah memperhitungkan jumlah kalori, nutrisi negatif (lemak jenuh, gula, natrium), dan nutrisi positif (serat, buah, sayuran, protein, dan kacang) per 100 gram atau per 100 mililiter (ml). Sistem ini diberlakukan pada makanan dalam kemasan, bukan makanan segar, seperti sayuran dan ikan.

Rating makanan ini memang memudahkan konsumen mendapatkan informasi gizi dari sebuah produk. Namun seorang ahli gizi, Kara Landau mengatakan, ada juga istilah menyesatkan dari sistem ini. Misalnya, produk susu sekarang banyak yang dilabeli bintang empat yang berarti susu adalah sumber kalsium tertinggi, padahal kenyataannya tidak demikian.

Landau memberikan sedikit tips untuk menilai jenis makanan dalam kemasan yang Anda beli, dilansir dari Body and Soul, Jumat (22/5).

Pertama, bandingkan makanan yang sama, seperti bandingkan antara yoghurt 1 dengan yoghurt 2. Carilah opsi yang memiliki bintang paling banyak.

Kedua, gunakan akal sehat. Ingat, bintang ini cuma mengukur komponen kunci, tetapi pertimbangkan juga faktor-faktor tambahan, seperti antioksidan, vitamin, dan mineral (kecuali garam).

Ketiga, kontrol porsi makanan. Anda jangan melulu makan makanan dalam kemasan. Pertimbangkan juga kacang-kacangan atau segelas jus alami yang kandungan gizinya lebih natural.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement