Rabu 20 May 2015 16:48 WIB

Tiga Komikus Lokal Berbagi Perjuangan Mereka di #BeraniMencoba

Video #BeraniMencoba
Foto: ist
Video #BeraniMencoba

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga komikus lokal tanah air berbagi kisah tentang perjuangan mereka menjadikan komik sebagai profesi. Ketiganya adalah Annisa Nisfihani (komikus asal Tenggarong, Kalimantan Timur), Is Yuniarto (komikus dari Surabaya),dan C. Suryo Laksono (komikus dari Jakarta). 

Karya mereka sangat digemari di majalah kompilasi komik karya komikus lokal, re:ON Comics. Mereka bercerita dalam satu video bertajuk #BeraniMencoba yang diluncurkan tepat hari ini, 20 Mei 2015 bertepatan dengan Hari Pendidikan Nasional. 

Annisa mengatakan, sebagai seseorang yang tinggal di daerah ia kerap menemukan berbagai kesulitan. Salah satunya, ia harus rela menggambar di bawah cahaya lampu tempel. Sebab di daerahnya di Kalimantan Timur, pasokan listrik masih sering menjadi masalah. 

“Dalam seminggu bisa tiga kali mati lampu dan cukup lama. Tapi saya tidak mau berhenti berkarya membuat komik dengan semua kendala itu, meski harus menggambar di bawah cahaya lampu tempel,” kata Annisa.

Selain itu saat awal-awal menekuni komik, Annisa juga sempat mendapat tantangan dari orang tua yang menilai bahwa komik tidak bisa memberikan penghasilan yang cukup untuk masa depan. 

“Sedih rasanya.Tapi setelah melihat sepak terjang saya, akhirnya mereka bisa mengerti juga. Karena itu saya sangat berharap agar industri kreatif Indonesia, khususnya komik dan ilustrasi, bisa semakin berkembang. Saran saya untuk kawan-kawan yang minat jadi komikus, #BeraniMencoba saja dan kalian pasti juga bisa,” kata Annisa.

Penulis komik adaptasi Ramayana modern “The Grand Legend Ramaya”, Is Yuniarto dari Surabaya, juga mengungkapkan menjadi komikus adalah impiannya. Meski banyak kesulitan, tapi ia berhasil mewujudkannya menjadi kenyataan. Bahkan kini ia kerap "menularkan" kegemaranya itu kepada orang lain.  

Sementara C. Suryo Laksono penulis komik “Tawur” mengaku menyukai komik sejak SD. Sejak itu ia tertarik untuk menggambar. 

“Komik adalah hidup saya,” kata dia sembari menyebut bahwa untuk menjadi komikus itu harus disiplin. “Kalau bermalas-malasan ya sama saja dengan menyia-nyiakan bakat yang telah kita miliki,” pungkasnya.

Yudha Negara Nyoman selaku salah seorang pendiri re:ON Comics mengatakan, melalui video ini pihaknya ingin memberi semangat kepada generasi muda, terutama yang bercita-cita menjadi komikus untuk tidak berhenti berkarya.

Ia yakin dengan ragam budaya yang dimiliki Indonesia dapat menjadi modal dasar untuk berkarya lebih baik dibanding negara lain. 

"Kalau ingin meniti karier sebagai komikus atau bidang-bidang lainnya, pasti banyak tantangan. Tapi jangan pernah takut untuk mencoba. Seseorang yang saat ini telah menjadi profesional pasti dulunya juga memulai segala sesuatunya dari nol,” kata Yudha. 

Hal senada diutarakan Chris Lie, editor in-chief re:ON Comics. Banyak komikus dalam ngeri yang menemukan berbagai hambatan. Namun dengan segala upaya dan semangat berkarya, akhirnya mereka mampu membuahkan prestasi yang membanggakan. 

Video berdurasi 2 menit 40 detik ini dapat dilihat di situs www.beranimencoba.com. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement