REPUBLIKA.CO.ID, Orang tua sebagai penanggung jawab juga perlu menyadari risiko kehidupan yang mungkin dialami oleh dirinya. Risiko sangat mungkin menimpa orang tua sehingga bisa menghancurkan impian menyekolahkan anak di tempat favorit yang sudah didambakan.
Salah satu cara mengelola risiko ini adalah dengan membeli polis asuransi jiwa yang akan memberikan penggantian nilai ekonomi pencari nafkah. “Diharapkan dengan ada orang tua atau tanpa adanya orang tua, persiapan dana pendidikan tetap bisa dijalankan, sehingga masa depan pendidikan anak menjadi lebih terjamin,” ujar perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Diana Sandjaja, CFP, Rabu (20/5).
Selain asuransi jiwa, ada juga asuransi berjenis endowment yang menyediakan dana sesuai jenjang sekolah yang akan dilalui. Biasanya asuransi jenis ini akan dilabeli asuransi pendidikan sebagai marketing gimmick agar orang tua lebih tertarik.
Kelebihan dari asuransi ini, memberikan pembayaran yang jumlahnya sudah di tetapkan sejak awal kontrak asuransi dan juga proteksi pembayaran dari orang tua, sehingga misalnya terjadi risiko meninggal dunia. Maka asuransi akan tetap memberikan pembayaran bertahapnya disetiap jenjang pendidikan meskipun tidak lagi menerima premi.
Kelemahan asuransi ini, membuat orang tua merasa sudah aman dengan kebutuhan dana pendidikan anaknya, padahal belum tentu demikian. Karena dana yang dikeluarkan secara bertahap tersebut, jumlahnya belum tentu cukup untuk membiayai kebutuhan dana pendidikan karena belum memasukan faktor inflasi pendidikan dalam penghitungannya.
Pendidikan merupakan salah satu bekal penting bagi anak untuk meraih cita-citanya. Tugas orang tua adalah memberikan kesempatan bagi anak untuk mengecap pendidikan terbaik dengan atau tanpa kehadirannya, sehingga kasih akan selalu terasa meski orang tua tiada.