REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pariwisata terus menggenjot kedatangan wisatawan mancanegara. Salah satunya dengan terus menggali dan membuka destinasi potensial di berbagai daerah di Indonesia.
"(Kedatangan Wisman) Kita hanya sepertiga dari Malaysia, juga dari Thailand. Karena itu pariwisata sudah menjadi hal wajib untuk dijadikan prioritas di Indonesia. Kita terus memburu berbagai destinasi potensial yang kita miliki," ujar Menteri Pariwisata Arief Yahya saat mengunjungi kawasan wisata Mandeh, di Pesisir Selatan, Sumatera Barat, akhir pekan kemarin.
Mandeh, kata Arief, merupakan salah satu destinasi yang potensial. Kawasan berupa teluk yang ditutupi oleh jajaran pulau-pulau kecil dan berposisi melingkar itu, membuat perairan lautnya relatif tenang dan kaya akan terumbu karang serta hutan bakau yang masih lestari. Tak ayal kawasan ini dikenal dengan julukan "The Paradise of the South".
Kendati demikian dikatakanya, untuk mengembangkan kawasan Mandeh membutuhkan dukungan semua pihak. Termasuk didalamnya membangun infrastruktur penunjang, seperti akses, penginapan dan lainnya. Namun Menpar yakin dengan meningkatnya posisi Indonesia dari urutan 70 ke 50 dalam daya saing pariwisata global akan membuat investor tertarik.
Terlebih lagi jika pemprov setempat dapat mendorong Mandeh menjadi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK).
"Karena itu saya datang ke sini untuk menjajaki investasi yang bisa dikembangkan," kata dia.
Dengan begitu nantinya Wisman yang ada di Malaysia dapat ditarik ke Mandeh.
"Dari Timur Tengah ada sekitar 300 ribu lebih wisman ke Malaysia, dan kita bisa tarik karena Sumbar jauh lebih indah. Dan ini akan membawa dampak banyak turis lagi ke sini," ujarnya.