REPUBLIKA.CO.ID, Anak dalam golongan usia 1-3 tahun sangat rentan terhadap penyakit gizi, seperti defisiensi vitamin A dan malnutrisi energi protein. Batita membutuhkan setidaknya 100 mg DHA per hari yang dapat membantu perkembangan otak mereka.
Faktor gizi di masa ini menjadi penting karena kekurangan zat gizi tertentu dapat menyebabkan perkembangan otak terhambat sehingga kecerdasan anak menurun. Nutrisi yang tepat bagi otak anak dapat membantu meningkatkan daya ingat dan keterampilan anak yang membuat performa anak lebih baik dalam menerima pelajaran, kata Dr. Matheus Tatang Puspanjono, SpA, dari Siloam Hospitals Kebon Jeruk, dikutip dari www.parentsindonesia.com.
Salah satu nutrisi bagi batita yang perlu diperhatikan adalah taurin yang juga merupakan salah satu komponen dari protein. Perlu diketahui bahwa protein terdiri dari kumpulan asam amino esensial dan asam amino non-esensial seperti taurin. Asam amino non-esensial dapat diproduksi sendiri oleh tubuh, sedangkan asam amino esensial harus diperoleh dari luar seperti dari makanan karena tubuh tidak dapat menghasilkannya sendiri.
Taurin bermanfaat untuk memerlancar hubungan antarsel dalam otak dan fungsi sistem saraf. Seng atau zinc juga penting bagi fungsi otak anak karena kekurangan zinc juga berkaitan dengan melemahnya kemampuan kognitif anak. Di usia ini anak juga perlu mengonsumsi daging merah, hati, tahu, dan tempe karena salah satu sumber zat besi ini meningkatkan aktivitas neurotransmiter pada otak anak.
Nutrisi yang dibutuhkan anak adalah zat besi, DHA, taurin, seng, karbohidrat, protein, iodium, vitamin. Sumbernya daging sapi, ayam, telur, kerang, hati, tempe, tahu, roti.