Senin 11 May 2015 14:06 WIB

Kekurangan Mikronutrien Buat Anak Alami Gangguan Kognitif

Rep: Desy Susilawati/ Red: Indira Rezkisari
Sejumlah anak bermain di Taman Tidore, Jakarta Pusat, Kamis (7/5). (Republika/Raisan Al Farisi)
Foto: Republika/Raisan Al Farisi
Sejumlah anak bermain di Taman Tidore, Jakarta Pusat, Kamis (7/5). (Republika/Raisan Al Farisi)

REPUBLIKA.CO.ID, Mikronutrien seperti zat besi, seng, vitamin A dan juga kalsium dibutuhkan oleh anak, terutama dalam masa pertumbuhannya. Mikronutrien ini mampu membantu anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Sebaliknya jika anak mengalami defisiensi mikronutrien apa dampaknya?

Head of Public Health Nutrition Department, Dr Jorg Spieldenner, seorang staf ahli dari Nestle Research Center di Lausanne, mengatakan dari studi yang dilakukan kepada anak-anak usia enam bulan sampai lima tahun di Indonesia, ada beberapa zat gizi yang masih kurang dikonsumsi anak. Diantaranya zat besi, vitamin D dan kalsium.

Hal ini berpengaruh terhadap perkembangan kognitif anak. Dimana anak yang mengalami mikronutrien akan memiliki skor IQ yang rendah. Padahal Indonesia sebagai negara yang beralih dari orintasi agraris ke orientasi knowledge, faktor kecerdasan kognitif jadi sangat penting.  

“Jika skor IQ turun 10, maka akan menurunkan tingkat belajar anak,” ujarnya kepada wartawan dalam wawancara eksklusif sebelum acara Changing a Child’s Life : The Importance of Mikronutrients During Weaning Period, di Jakarta, Senin (11/5).

Selain itu, dampak lain kekurangan mikronutrien menurut Jorg, anak akan mengalami anemia dan stunting atau tubuh pendek. Pada balita, dampak kekurangan mikronutrien berpengaruh pada tumbuh kembang, postur tubuh dan kesigapan. Anak yang kekurangan mikronutrien tidak responsif, tidur lama, dan tidak aktif.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement