REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat angka kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada triwulan I 2015 meningkat 13,75 persen, dari 831.625 orang triwulan I 2014 menjadi 946.011 orang tahun ini.
Kepala BPS Bali, Panusunan Siregar mengatakan wisman Australia masih mendominasi kujungan terbanyak. "Dampak dari eksekusi mati sejumlah warga negara asing (WNA) di Indonesia, khususnya Australia tidak terlihat. Ini karena wisman Australia masih menganggap Bali tujuan wisata terbaik dan terdekat dibadingkan negara lain," kata Panusunan di Denpasar, Selasa (5/5).
Wisman asal Negeri Kanguru itu menyumbang angka 25,06 persen sepanjang triwulan I 2015, disusul Cina 20,31 persen, Jepang 6,26 persen, Malaysia 4,76 persen, dan Korea Selatan 4,16 persen. Negara asal wisman yang berkunjung ke Bali juga semakin variatif.
Panusunan menambahkan wisman asal India mengalami peningkatan terbesar sepanjang triwulan I tahun ini, yaitu 39,74 persen dan ini terjadi pertama kalinya. Wisman asal Singapura di sisi lain menurun sebesar 17,17 persen.
Bandara Internasional Ngurah Rai masih menjadi pintu utama kedatangan wisman ke Bali. Lima Negara yang menjadi tujuan utama keberangkatan pesawat angkutan udara internasional pada Maret 2015 adalah Australia, Singapura, Malaysia, Hongkong, dan Cina.
Dari kelima negara tersebut, tiga negara tercatat mengalami penurunan, yaitu Cina, Hongkong dan Malaysia masing-masing sebesar 47,78 persen, 13,81 persen, dan 0,31 persen dibandingkan bulan sebelumnya. Dua negara lainnya yaitu tujuan Australia dan Singapura justru mengalami peningkatan masing-masing sebesar 6,37 persen dan 6,35 persen.
Agen perjalanan di Australia menyatakan tak terjadi penurunan jumlah wisatawan Australia ke Indonesia, meskipun seruan boikot banyak diserukan setelah eksekusi mati terhadap dua terpidana mati anggota Bali Nine, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran dilakukan. Bahkan, Australia juga menarik duta besarnya merespon keputusan Indonesia tersebut.
"Saat ini tidak terlihat terjadi penurunan permintaan (ke Indonesia)," kata Kepala Eksekutif Qantas Airways, Alan Joyce, dilansir dari BBC.
Operator wisata lainnya di Australia, Webjet mengataan permintaan penerbangan ke Bali justru meningkat hingga 42 persen selama empat pekan terakhir dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Juru Bicara Flight Center Travel Group, Haydn Long menambahkan Bali telah lama menjadi tiga tujuan paling populer bagi wisatawan Australia.Dirinya mencatat belum ada pelanggan yang mengubah rencana liburan mereka ke Bali, terutama mereka yang sudah melakukan pemesanan tiket jauh hari.
"Secara keseluruhan, saya pikir Bali akan terus menjadi pilihan populer bagi wisatawan Australia. Tetap, tentu saja tetap ada beberapa orang yang mungkin mempertimbangkan mencari alternatif lain melihat iklim kedua negara saat ini," kata Long.