Senin 04 May 2015 17:16 WIB

Agar Sehat, Perlukah Anak Dijemur?

Rep: Desy Susilawati/ Red: Winda Destiana Putri
Bayi dijemur di bawah sinar matahari
Foto: Google
Bayi dijemur di bawah sinar matahari

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kebisaan menjemur anak sejak lahir sudah dilakukan sejak dahulu kala. Saat ini pun kebiasaan tersebut masih dilakukan. Namun, perlukah anak dijemur? Apa manfaatnya untuk anak?

Menurut Dr dr Aman Pulungan SpA(K), anak memang perlu mendapat paparan sinar matahari. Apalagi jika ketika lahir kadar bilirubinnya tinggi dan kulit anak terlihat kuning bahkan hingga selaput matanya. Untuk menurunkan kadar bilirubin tersebut anak harus terkena paparan matahari setiap harinya.

Aman menambahkan paparan sinar matahari yang paling baik dari pagi sampai pukul 10.00 atau 11.00.

Namun, pada dasarnya anak boleh saja terkena matahari jam berapapun sepanjang hari.

"Tapi jangan seperti menjemur ikan asin," ujarnya kepada wartawan belum lama ini di Jakarta.

Anak bisa dijemur sambil bermain, jika sudah besar bisa sambil main sepeda. Atau ketika sudah bersekolah, orang tua yang mengantar anak sekolah dengan mobil bisa menurunkannya dilobby saja supaya anak kena paparan matahari.

Paparan matahari ini juga baik untuk meningkatkan kadar vitamin D didalam tubuh anak. Bahkan dalam tubuh orang dewasa juga diperlukan. Karena itu, tak hanya anak, orang dewasa juga wajib terkena paparan sinar matahari.

Berapa lama idealnya kita bisa terpapar matahari? Menurutnya, waktu yang ideal adalah 450 menit dalam seminggu. Aman mengaku hal itu memang agak sedikit sulit dilakukan. Tapi paling tidak mendekati waktu tersebut adalah hal yang baik.

"Caranya bisa olahraga saat akhir pekan atau parkir mobil yang agak jauh agar kena sinar matahari tubuh kita," tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement