Rabu 22 Apr 2015 19:21 WIB

Pembangunan Pariwisata NTB Harus Berbasis Kultur Daerah

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Winda Destiana Putri
Pantai Senggigi, Lombok, salah satu andalan pariwisata NTB.
Foto: n4nk.blogspot.com
Pantai Senggigi, Lombok, salah satu andalan pariwisata NTB.

REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Asosiasi Pariwisata Islam Indonesia (APII) Nusa Tenggara Barat menilai pembangunan pariwisata di NTB harus disesuaikan dengan kultur daerah yang sudah berkembang sejak dulu.

Dimana, kultur tersebut adalah kultur religius yang sudah mengakar. Serta mayoritas penduduk yang beragama Islam.

Ketua APII NTB, M Fauzan mengatakan pihaknya mendorong agar pembangunan pariwisata di NTB bisa berjalan sesuai dengan kondisi kultur daerah NTB yang religius. Sehingga, praktek prostitusi, minuman beralkohol serta makanan yang tidak halal tidak cocok.

“Kami berkonsultasi dengan gubernur untuk melaksanakan program yang mengawal pariwisata semakin baik dan bersih dari praktek prostitusi dan minuman keras. Namun, bukan berarti tidak boleh ada minuman keras tapi harus ada aturan yang jelas siapa yang membeli dan lokasi pembeliannya dimana,” ujarnya di Kota Mataram, Rabu (22/4).

Ia menuturkan, pihaknya mendorong pelaku usaha untuk memahami pariwisata syariah. Termasuk mengupayakan penataan destinasi yang ramah keluarga. Oleh karena itu, pihaknya akan menggelar workshop kepada para pelaku usaha untuk memberikan pemahaman tentang pariwisata syariah.

Menurutnya, hanya sebagian para pelaku usaha di NTB yang sudah menerapkan pariwisata syariah. Sehingga, pihaknya mendorong agar pelaku wisata syariah bisa menerapkan konsep wisata syariah seperti makanan yang halal dan adanya petunjuk untuk sholat di hotel.

“Kita ingin ke depan, APII rutin bertemu dengan pelaku usaha untuk bisa menerapkan manajemen syariah. Termasuk mengadakan workshop pada bulan Juli mendatang,” katanya.

Fauzan mengatakan keberadaan pariwisata syariah tidak lagi menjadi kebutuhan wisatawan Muslim. Akan tetapi, wisata syariah kini menjadi kebutuhan seluruh wisatawan secara umum, baik lokal maupun mancanegara.

Menurutnya, wisatawan Muslim memiliki andil yang cukup besar dalam pariwisata dunia. Dimana, berdasarkan penelitian dari Crescentrating, pengeluaran wisatawan Muslim dalam satu perjalanan yang cukup tinggi.

“Uang yang dihabiskan wisatawan Muslim di dunia pada tahun 2011 mencapai 126 miliar dolar AS atau setara Rp 1.222,1 Triliun. Angka ini dua kali lebih besar dari seluruh uang yang dikeluarkan oleh wisatawan Cina yang mencapai 65 miliar dolar AS atau setara Rp 630 Triliun,” katanya.

Gubernur NTB, TGH Zainul Majdi mengatakan NTB diharapkan mampu mengembangkan diri sebagai destinasi wisata syariah dunia. Pasalnya, selama ini belum ada benchmark wisata syariah Islam di Indonesia.

“Wisata syariah Islam di Indonesia belum ada benchmark atau contoh dari negara lain, oleh karena itu diperlukan kesiapan yang matang untuk mendorong NTB sebagai daerah wisata syariah,” ungkapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement