REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Gubernur Sulawesi Tenggara, H Nur Alam, mengatakan "Sultra Tenun Karnaval" akan menjadi agenda tahunan, sebagai bentuk menjaga dan membudayakan kearifan lokal dari seluruh kabupaten/kota yang ada.
"Karnaval ini akan dijadikan agenda tahunan yang dilaksanakan pada setiap perayaan 'Halo Sultra' dan sekaligus sebagai bentuk melestarikan kearifan budaya dari setiap daerah," ujarnya di Kendari, Rabu (22/4). Sultra Tenun Karnaval mengawali perayaan Halo Sultra ke-51 dengan menampilkan berbagai desain kostum tradisional dari seluruh kabupaten/kota yang ada di daerah itu.
Ia menambahkan, Sultra memiliki berbagai jenis tenunan yang harus terus dilestarikan sebagai salah satu bentuk keberagaman budaya dan sebagai salah satu bentuk melestarikannya memalui kegiatan karnaval. Menurut dia, dengan melestarikan kain tenun daerah itu juga sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan kain tenun Indonesia sebagai bagian dari budaya bangsa Indonesia yang bernilai seni tinggi.
"Karnaval seperti ini juga berfungsi untuk memperkenalkan tenun tradisonal sultra, sehingga secara langsung akan meningkatkan perekonomian pengrajin tenun," ujarnya. Selain peningkatan perekonomian pengrajin tenun, tambahnya, kegiatan seperti "Sultra Tenun Karnaval" juga akan berdampak positif terhadap pariwisata di daerah itu.
Dalam kesempatan tersebut, Gubernur Sultra itu juga mengharapkan partisipasi masyarakat dalam melestarikan kain tenun, sebab banyak filosofi yang terkandung di dalamnya. Karnaval kain tenun Sultra itu diikuti perwakilan kabupaten/kota dan satuan kerja perangkat daerah lingkup pemerintah provinsi tersebut.