Rabu 22 Apr 2015 17:42 WIB
Konferensi Asia Afrika

Menpar Pantau Persiapan 'Angklung For The World'

Arief Yahya
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Arief Yahya

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya terus memantau persiapan pertunjukan kolosal 'Angklung for The World' yang akan digelar di Stadion Siliwangi Bandung pada 23 April 2015 pukul 09.00-10.00 WIB, sebagai salah satu side event KAA 2015.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, yang sekaligus Ketua Side Event Peringatan Konferensi Asia Afrika ke-60 pada 19-24 April 2015 itu ketika dihubungi dari Jakarta, Rabu (22/4) mengatakan sangat penting untuk memastikan pertunjukan angklung untuk KAA sudah siap, apalagi karena momen ini amat krusial mengingat tantangannya tidak mudah.

"Bermusik dengan jumlah pemain lebih dari 20.000 pasang mata, satu kepala pegang satu nada, dan dipimpin satu konduktor," tuturnya.

Menurut dia, persiapan harus dilakukan dengan benar-benar matang. Apalagi masing-masing pemain harus bisa berkolaborasi di open space yang jarak terjauh antarpemainnya lebih dari 125 meter.

Terlebih, 'venue' berada di tribun lapangan bola yang cekung, dengan satu sisi tribun, yang pasti menghasilkan gema seperti 'echo'.

"Dari sinilah, pentas angklung terbesar sepanjang sejarah itu akan diabadikan oleh 'World Guinness Book of Record 2015'. Persiapan sudah 100 persen," ujar Menpar Arief Yahya.

Rencananya, kata Arief, penghitungan jumlah peserta yang memainkan angklung akan dikontrol dan dihitung langsung oleh tim dari Guiness Book of The Record.

"Pada saat peserta masuk ke Stadion Siliwangi, dengan menenteng alat musik dari bambu khas Sunda itu, mereka akan dihitung, dan didata. Kalau peserta yang sudah mendaftar, sudah 20.000 orang," jelas mantan Dirut PT Telkom itu.

Mereka akan memainkan lagu mars "Halo Halo Bandung!", lagu perjuangan yang identik dengan semangat rakyat Bandung pada masa pascakemerdekaan 1946, persisnya di peristiwa Bandung Lautan Api, 23 Maret 1946.

Mereka membakar Kota Bandung, agar tidak direbut dan dikuasai lagi oleh Sekutu dan tentara NICA Belanda yang ingin mengambil alih setelah Jepang takluk.

Menurut dia, lagu itu sangat legendaris mengangkat Bandung, karena mengandung nilai semangat dan ritme cepat.

Ia mengatakan, dibandingkan orkestra dengan 100 pemain lengkap, mungkin tidak terlalu sulit. Tetapi 20.000 orang dengan derajat kosentrasi yang berbeda, itu tidak gampang.

Satu lagu legendaris lagi yang bakal dimainkan dalam menyambut tamu-tamu negara ke Tanah Air adalah "We are the World".

Lagu gubahan Michael Jackson dan Lionel Richie tahun 1985 itu sering didendangkan oleh banyak penyanyi top dunia itu.

Lagu ini menginspirasi banyak pihak, karena mengandung solidaritas Amerika pada Afrika.

Saat bencana kelaparan dan kekeringan di Afrika, seperti Ethiopia, lagu ini dijadikan 'single' amal untuk pengumpulan dana. Terlebih di Ethiopia tahun 1984-1985 yang memang sedang kering luar biasa.

Negara itu kekurangan bahan makanan, terjadi instabilitas politik dan siklus kekeringan. "Pilihan lagu itu 'matching' dengan peringatan besar Konferensi AA," ungkap Arief Yahya yang asli Banyuwangi, Jawa Timur itu.

Ia berharap pentas angklung terbesar sepanjang sejarah itu, bakal mengendapkan kesan yang dalam di benak semua delegasi yang hadir di Peringatan KAA.

"Kami optimistis, persiapan sudah 'oke', semua lini sudah dikoordinasi dengan detail, tantangannya banyak, tetapi kami yakin ini akan berjalan lancar, sesuai rencana."

"Guinness World of Record akan mencatat pentas spaktakuler ini, sebagai pemecahan rekor baru, bermain angklung bersama dengan 20.000 orang di satu tempat," jelas penerima anugerah 'Marketer of the Year 2013' itu.

Bagi Kemenpar, pentas angklung itu menjadi momentum strategis bagi promosi pariwisata. Karena itu angklung yang akan dimainkan nanti akan di 'branding Wonderful Indonesia', begitu pun 20.000 kaus pemain angklungnya.

Mereka akan menggerakkan alat musik tradisional berbahan baku bambu yang bisa bersolmisasi itu, dan diliput oleh lebih dari 1.000 media dari dalam dan luar negeri.

Mereka akan di shoot oleh ratusan kameramen, dan ribuan smartphone yang dibawa oleh pengunjung maupun pemainnya sendiri.

"Mereka akan 'upload' di 'social media', di 'cover' di media cetak dan elektronik, dijadikan 'Pic BB', 'pic Whatsup', 'Line', 'Path', 'Instragram', 'Facebook', videonya diungah ke 'Youtube', 'courtesy' dari media TV yang meliput acara itu, dan lainnya," paparnya.

sumber : Antara

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement