REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Orang tua yang berusaha menanamkan pengendalian diri pada anak-anak mereka akan menuai keuntungan tidak hanya jangka pendek, melainkan juga jangka panjang.
Penelitian terbaru dari Psychological Science menemukan bahwa anak-anak dengan pengendalian diri yang tinggi biasanya lebih mampu memperhatikan, bertahan dengan tugas-tugas sulit, dan menekan perilaku impulsif yang memberi dampak negatif pada mereka di dunia kerja.
Anak-anak dengan pengendalian diri yang tinggi 40 persen lebih sedikit menganggur ketimbang mereka yang kontrol dirinya lemah. Peneliti melibatkan 15 ribu anak-anak di Inggris untuk meneliti hubungan antara penendalian diri dengan pengangguran di dunia kerja ketika dewasa.
"Studi ini menyoroti pentingnya pengendalian diri sebagai prediktor kuat dari prospek anak di dunia kerja," kata pimpinan penelitian, Michal Daly dari University of Stirling, Kanada, dilansir dari Science Daily, Rabu (22/4).
Kontrol diri diukur sejak mereka berusia muda tujuh tahun. Analisi ini disesuaikan dengan tingkat kecerdasan, kelas sosial, dan latar belakang keluarga. Hasil studi sama terdahulu menunjukkan bahwa orang-orang dengan masa kanak-kanak memiliki pengendalian diri yang kurang cenderung menjadi pengangguran selama periode ekonomi sulit pada era 1980-an. Mereka sulit mendapatkan pekerjaan. Hasil yang sama juga ditemukan pada penelitian terbaru ini.
Hal ini dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, termasuk kerentanan yang tinggi terhadap stres, dan dampak buruk pengendalian diri yang kurang terhadap gangguan berkarier. Mereka juga memiliki anajemen waktu yang buruk, dan pola tidur tidak teratur.
"Pengendalian diri yang kurang membuat anak-anak menjadi rentan menjadi pengangguran selama krisis ekonomi dikemudian hari," kata Daly.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
