REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berdasarkan data Riskesdas 2013, prevalensi konsumsi tembakau cenderung meningkat baik pada laki-laki maupun perempuan. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes, Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), DTM&H, MARS, DTCE menuturkan peningkatan prevalensi lebih banyak pada perempuan, yaitu dari 1,7persen pada 1995 menjadi 6,7persen pada 2013.
Sedangkan pada laki-laki meningkat dari 53,4persen pada 1995 menjadi 66persen pada 2013. Dari data tersebut, menunjukkan konsumsi rata-rata terhadap tembakau atau rokok ialah 10,5 batang per hari (10,7 pada laki-laki dan 5,4 pada perempuan).
Sementara itu, hasil Global Adult Tobacco Survey pada 2011 jumlah perokok aktif usia 10 tahun ke atas di Indonesia ialah sebanyak 56,860,457 pada laki-laki dan 1,890,135 perempuan. Dalam rangka penurunan jumlah perokok, menurut Tjandra, pemerintah telah melakukan berbagai upaya di antaranya memperkuat implementasi kebijakan (PP 109 th 2012), intervensi berbasis masyarakat untuk pengendalian faktor risiko Penyakit Tidak Menular (PTM) melalui Posbindu PTM. Di samping itu, pemerintah juga telah menyelenggarakan promosi kesehatan, upaya berhenti merokok di Puskesmas dan klinik, dan melalui kegiatan di sekolah untuk pencegahan perokok pemula.
Ia menjelaskan, ada beberapa cara untuk berhenti merokok dengan upaya sendiri yaitu dengan total berhenti (cold turkey), turun secara bertahap lalu berhenti, kemudian adanya keadaan khusus seperti peran keluarga atau terdapat orang yang mengalami penyakit. Adapula upaya psiko sosial seperti melalui lingkungan bebas asap rokok dan kebijakan publik. Dalam hal ini, dokter atau pun petugas kesehatan berperan dalam memberikan pelayanan berupa anjuran dan bimbingan untuk berhenti merokok.
Adapun dengan obat, upaya agar dapat berhenti merokok dapat dilakukan dengan Nicotine Replacement Therapy (NRT). Terdapat 5 bentuk NRT yaitu transdermal nicotine patches, gum, lozenges, sprays, dan inhalers. Selanjutnya ada obat Antidepressant seperti bupropion dan nortriptyline. Obat ini, kata dia, pada dasarnya untuk mengobati pasien depresi. Tetapi obat ini juga dapat digunakan untuk membantu berhenti merokok.
Clonidine, yang juga digunakan sebagai salah satu pilihan obat hipertensi, juga memiliki peran dalam membantu berhenti merokok. Semantara Varenicline, obat ini bekerja dalam proses kerja nikotin dan reseptornya.