Kamis 16 Apr 2015 07:58 WIB

Sumsel Siapkan Dua Kampung Wisata Sehat

Rep: Maspril Aries/ Red: Winda Destiana Putri
Desa Wisata (ilustrasi)
Foto: Antara
Desa Wisata (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PALEMBANG -- Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) tengah mempersiapkan desain kampung wisata sehat.

Untuk merealisasikan rencana tersebut, Disbudpar Sumsel menggandeng Dinas Kesehatan dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sumsel.

Rabu (15/4) Pelaksana tugas (Plt) Kepala Dinas Disbudpar Sumsel Irene Camelyn bersama Kepala Dinas Disperindag Permana dan Kepala Dinas Kesehatan Sumsel Lesty Nurainy  meninjau langsung dua lokasi calon kampung wisata sehat yang ada di Kelurahan 7 Ulu dan Kelurahan 26 Ilir.

"Selama ini Kelurahan 7 Ulu sudah dikenal dengan obyek wisata Kampung Kapitan. Kita sudah melihat langsung bagaimana kondisi dan permasalahan di obyek wisata tersebut. Dari situ Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumsel akan mempersiapkan desain dari kampung wisata sehat tersebut," kata Irene Camelyn.

Untuk mewujudkannya, menurut mantan Kepala Biro Humas dan Protokol Pemerintah Provinsi Sumsel, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata tidak bisa melakukannya sendiri, perlu dukungan SKPD lainnya.

"Juga sumber pendanaan tidak hanya dari APBD tetapi juga kita akan usahakan dari APBN melalui Kementerian Pariwisata," ujarnya. Setelah melihat langsung kondisi yang ada di dua kawasan wisata tersebut Dinas Kebudayaan dan Pariwisata akan melakukan pemetaan kawasan yang akan dijadikan kampung wisata sehat tersebut.

Sebagai kampung wisata sehat, Irene menjelaskan, kawasan tersebut perlu penataan ulang. “Dengan penataan ulang dan memperbaiki apa yang kurang, tentu akan membuat wisatawan terkesan datang ke Palembang,” ujarnya.

Dipilihnya Kampung Kapitan sebagai salah satu kampung wisata sehat menurut Irene  kawasan pemukiman yang berada di tepi sungai Musi tersebut merupakan sisa peradaban Tiongkok yang ada di Palembang.

“Di kawasan ini masih banyak peninggalan dari Dinasti Ming yang dikenal dengan nama  Perwira Tjoa yang datang ke Palembang pada abad ke XIV. Peninggalannya berupa rumah besar yang terdiri dari tiga bangunan rumah dengan arsitektur khas Tiongkok dan Palembang yang masih berdiri kokoh.”

Untuk pemeliharaan bangunan tersebut, Plt Kepala Dinas Disbudpar Sumsel menyarankan kepada keluarga keturunan ke 12 dari Perwira Tjoa, untuk membuat yayasan.

“Dengan adanya yayasan maka pemeliharaan rumah sebagai peninggalan warisan budaya itu bisa mendapat bantuan dari pemerintah, jadi bantuan bukan ditujukan kepada perorangan,” katanya.

Irene merencanakan, kawasan wisata tersebut ditata ulang karena disitu ada ekonomi kreatif khas Palembang atau Sumatera Selatan. “Membangun kawasan wisata seperti kampung wisata sehat memang perlu kerja keras, karena kita harus banyak berkompromi dengan penduduk yang telah lama tinggal di kawasan tersebut. Kita perlu memberikan informasi kepada mereka bahwa jika kampung mereka tertata dan sehat menjadi kampung wisata maka wisawatan akan datang dan berarti bisa memberikan penghasilan bagi warganya.”

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement