REPUBLIKA.CO.ID, Apakah saat ini Anda sedang berencana membeli mainan untuk anak tercinta. Ingat tidak semua mainan cocok untuk anak. Pastikan mainan sesuai dengan usia si kecil. Inilah tips yang perlu Anda ketahui jika mau membeli mainan.
Pastikan aman
Psikolog anak Alzena Masykouri, MPsi menegaskan bahwa faktor keamanan merupakan hal utama yang harus diperhatikan saat membeli mainan untuk anak. “Perhatikan bagian-bagian mainan, apakah ada kemungkinan yang bisa membahayakan, misalnya ada bagian kecil yang mudah lepas, atau jenis cat yang digunakan,” ujarnya, dikutip dari www.parentsindonesia.com.
Ini sangat penting, karena ketika bermain, anak bisa saja tertarik dengan bagian yang kecil dan mencoba bereksplorasi sehingga tidak sengaja tertelan. Inilah juga mengapa produsen mainan yang berkualitas biasanya tidak memproduksi mainan dengan bagian-bagian kecil untuk anak di bawah usia 3 tahun.
Sesuai kebutuhan
Mainan pada dasarnya adalah alat bantu stimulasi perkembangan anak. Pilih mainan berdasarkan usia karena perkembangan anak normal pada umumnya berkembang sesuai dengan pertambahan usia. Mainan-mainan yang dibuat oleh produsen berkualitas biasanya menyertakan panduan usia lengkap dengan aspek apa saja yang bisa distimulasi oleh mainan tersebut pada kemasannya.
Bisa diutak-atik
Mainan multifungsi tentunya lebih unggul dalam menstimulasi berbagai aspek perkembangan anak. Kendati demikian, menurut Alzena, anak tidak memerlukan mainan mahal atau canggih untuk bisa mendapatkan mainan multifungsi.
Apa yang dikatakan Alzena senada dengan hasil studi yang dilakukan oleh Eastern Connecticut State University. Para peneliti ECSU menemukan bahwa mainan yang baik tidak selalu membutuhkan lampu menyala warna-warni, layar untuk memutar tayangan, atau menggunakan baterai, tapi yang penting adalah mainan tersebut bisa merangsang imajinasi anak. Masih menurut peneliti ECSU yang merekam anak-anak berusia 3-5 tahun saat berinteraksi dengan berbagai mainan yang dirujuk, mainan jenis mobil-mobilan kayu yang sederhana tergolong mainan terpilih yang bisa dimanipulasi anak.
“Yang penting, anak harus mendapatkan kesempatan untuk memanipulasi mainan sepuas-puasnya sehingga dia bisa mengembangkan kemampuannya sendiri. Hindari mainan elektronik yang lebih pintar dari anak. Justru lebih baik melatih anak untuk bermain menggunakan barang-barang yang ada di sekitarnya atau menciptakan kreasi mainan sendiri.” Mainan menjadi sarana belajar bagi anak, dengan anak sebagai pelaku pembelajaran yang aktif, bukan pasif.
Ikuti petunjuk
Setelah membeli mainan, cek panduan dalam kemasan. Mainan-mainan berkualitas bagus, selain dicantumkan usia anak juga dijelaskan cara penggunaannya. Gunakan hal ini sebagai patokan, bahkan ketika Anda berniat mengajarkan cara penggunaan mainan tersebut dan berpikir sudah tahu caranya tanpa harus melihat panduan lagi.
Simpan dengan baik
Bila saat membeli mainan Anda sudah memastikan keamanannya, pastikan juga mainan disimpan dengan baik agar tidak membahayakan anak. Minimalkan risiko bagian-bagian kecil pada mainan tertelan, masuk telinga, kena mata anak, atau membuatnya terlepeset bila berantakan.
“Simpan mainan dalam wadah dengan pengelompokan yang dipahami oleh anak,” kata Alzena. Ini juga akan melatih anak memahami jenis mainan yang berbeda. Selain itu, berikan sudut bermain–atau bila mungkin ruang bermain–agar anak juga dapat dilatih untuk bertanggung jawab.