REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Ketua Yayasan Kebudayaan dan Pariwisata Lalu Jalaluddin Arzaki menyayangkan promosi kegiatan berskala intenasional "Tambora Menyapa Dunia" Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, 10 hingga 11 April 2015 masih sangat minim.
"Gaung dari Tambora Menyapa Dunia (TMD) hingga saat ini masih sangat kecil. Jangankan di luar daerah, di Kota Mataram pun masih banyak yang bertanya-tanya seperti apa kegiatan tersebut," katanya di Mataram, Selasa (24/3).
Semestinya, enam bulan sebelum kegiatan berlangsung, berbagai promosi seperti apa, bagaimana dan apa saja kegiatan-kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangkaian TMD sudah dipromosikan melalui berbagai media, baik cetak, elektronik dan reklame di setiap daerah.
Tujuannya, untuk memberikan gambaran dan fasilitas yang akan disediakan bagi calon peserta dan wisatawan yang hendak datang ke lokasi tersebut. Wisatawan tentu akan berpikir ketika hendak mengikuti kegiatan itu apa yang akan mereka dapatkan.
Oleh karena itu, pemerintah hendaknya menyosialisasikan atau mempromosikan berbagai rangkaian kegiatan TMD sebagai bagian upaya menarik minat para wisatawan ikut serta dalam kegiatan internasional itu. Ia mengatakan, salah satu upaya yang harus dilakukan pemerintah provinsi adalah dengan melibatkan semua kabupaten/kota se-NTB baik dalam pengisian rangkaian kegiatan maupun dalam promosinya.
Promosi melalui media cetak dan elektronik ini sangat penting untuk memberikan gambaran sekaligus menarik minat wisatawan datang ke daerah.
"Tetapi yang saya lihat saat ini tidak ada keberanian daerah dalam mempromosikan pariwisata," ucap Jalaluddin.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Mataram Abdul Latif Nadjib juga menilai gaung kegiatan TMD belum maksimal.
"Terbukti saat ini promosi dan publikasi kegiatan tersebut baik berupa baliho maupun spanduk hanya dipasang oleh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) pada tingkat provinsi," katanya.
Semestinya, pemerintah provinsi mengakomodir semua kabupaten/kota di NTB untuk menggerakkan peran serta setiap daerah, sehingga seluruh kabupaten/kota bisa bersama-sama mempromosikan aset pariwisata tersebut secara berkesinambungan.
Terlebih Kota Mataram sebagai wajah dari pemerintah provinsi, merupakan bagian penting dari kegiatan kepariwisataan TMD, agar daerah-daerah lain juga memiliki semangat yang sama untuk mendorong kegiatan ini menjadi kegiatan NTB yang akan menjadi ikon dunia namun tidak hanya terfokus di wilayah Bima dan Dompu.