Senin 16 Mar 2015 19:00 WIB

Berburu Ayam Ngumpet di Sekitar Observatorium Bosscha

Rep: Dyah Ratna Meta Novia/ Red: Indah Wulandari
Olahan Ayam Ngumpet D'Seuhah Da Lada t
Foto: meta
Olahan Ayam Ngumpet D'Seuhah Da Lada t

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Kawasan Lembang, Bandung, Jawa Barat  yang berhawa dingin cocok untuk berwisata  kuliner.

Salah satu menu yang bisa dinikmati saat jalan-jalan kesana adalah Ayam Ngumpet yang terdapat di rumah makan  D'Seuhah Da Lada.

Rumah makan D'Seuhah Da Lada yang berada di Jalan Raya Lembang Nomor 121 ini letaknya tak jauh dari tempat wisata Observatorium Bosscha.

"Disebut Ayam Ngumpet karena ayamnya ini ngumpet di bawah rerimbunan daun pandan, daun jeruk, daun combrang, cabe hijau, cabe merah," kata pemilik rumah makan  D'Seuhah Da Lada Sumarna Suryapranata yang akrab disapa Pranata, akhir pekan lalu.

Kelezatan Ayam Ngumpet ini terletak pada kegurihan ayam kampung yang diungkep dengan berbagai bumbu, lalu digoreng kering.

"Bahkan daun-daunannya yang untuk menutupi ayam bisa dimakan karena crunchy," katanya.

Menurut Pranata, idenya membuat menu Ayam Ngumpet timbul saat ia dan teman-temannya makan siang di sebuah restoran. Mereka memesan ayam goreng, tapi ternyata rasanya tidak enak.

"Lalu saya panggil pelayan restoran dan saya minta dia membuat Ayam Ngumpet. Saya diktekan bumbu-bumbunya, lalu mereka buat ternyata jadi lezat, akhirnya saya buat sendiri di restoran saya," jelasnya.

Varian Ayam Ngumpet terdiri dari ayam bakar dan ayam  goreng. Pranata mengaku, menunya diterima konsumen dengan animo tinggi karena dalam sehari bisa terjual 50 sampai 100 ekor Ayam Ngumpet.

Selain menyediakan Ayam Ngumpet, terang Pranata, rumah makannya  juga menyediakan menu sate goreng, gurame terbang, sop gurame hingga sop iga.  Masakan khas Arab seperti barbekiu Kambing Sydney, nasi Briyani, nasi Mandi, nasi Kabsah pun disediakan untuk memenuhi selera pencinta kuliner di kawasan dingin.

"Kami menyediakan menu masakan Arab karena banyak wisatawan dari Timur Tengah yang akan berwisata ke Lembang, Ciater, Tangkuban Perahu kesulitan mencari makananan khas Arab. Jadi ya kami sediakan saja, rupanya mereka senang," ulasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement