Kamis 12 Mar 2015 01:32 WIB

Film Religi Dinilai Sebagai Karya Kejar Target

Rep: C08/ Red: Winda Destiana Putri
Helfi CH Kardit
Foto: ist
Helfi CH Kardit

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sutradara Helfi Kardit mengatakan saat ini, produksi film-film bernuansa religi Islam di Indonesia masih banyak didasari untuk mengejar target dan tuntutan produksi.

Karena itu, ia menilai tidak banyak film-film religi yang digarap dengan baik sehingga terkadang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islam yang seharusnya disampaikan kepada masyarakat.

"Banyak sekali produser ataupun sutradara membuat film dan juga sinetron agama karena tuntutan target untuk berproduksi," kata Helfi saat dihubungi Republika, Rabu (11/3).

Ia juga melihat, film religi dibuat oleh para sineas karena melihat pangsa pasar, bahwa notabene Indonesia adalah negara dengan pemeluk agama Islam terbanyak. Helfi menyebut dalam membuat film, jangan hanya karena melihat bukunya laris dan menjadi sebuah isu yang bombastis, langsung digarap menjadi sebuah film.

Karena itulah ia menilai kualitas film-film religi di Indonesia masih belum baik, termasuk kata dia film-film religi yang ia garap sendiri yaitu yang berjudul Mengaku Rosul dan Sang Martir.

"Karena masih melihat potensi pasar, dan isunya bombastis, bukunya bert seller, terus dibuat film. Tidak sesederhana itu dalam membuat film religi," ujar pria yang baru saja sukses menggarap film Guardian ini.

Atas pengalaman membuat film religi, Helfi mengakui dirinya harus terlebih dahulu punya pemahaman lebih dalam bidang agama. Sebab, apa yang disampaikan dalam sebuah film, apabila salah dalam menyampaikan nilai-nilai, maka dampaknya akan berdampak buruk dan luas kepada masyarakat yang menonton.

Selain itu, Helfi juga mengakui bila film merupakan sarana menyampaikan dakwah Islami yang sangat efektif. Sebab, film sangat mudah untuk diakses oleh masyarakat dan dapat disimak berulang-ulang. Semisal berupa VCD, DVD, TV, Youtube dan lain-lain. Untuk itu, ia meminta kepada sutradara maupun produser film religi untuk berhati-hati dalam menggarap film religi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement