REPUBLIKA.CO.ID, SINGAPURA -- Singapura sekali lagi mengukuhkan posisinya sebagai kota terbaik untuk ditinggali baik oleh masyarakat lokal maupun ekspatriat.
Berdasarkan peringkat the Mercer 2015 Quality of Living, Singapura menduduki posisi pertama dengan standar hidup terbaik di Asia.
Mercer melakukan survei dari 230 kota. Vienna, Austria menduduki posisi pertama ditingkat dunia. Peringkat diikuti oleh Zurich, Auckland, Munich dan Vancouver. Singapura menempati posisi 26 secara di peringkat global.
Di Asia, peringkat kedua diduduki Hong Kong yang menempati posisi 70 secara global. Posisi selanjutnya diikuti Seoul (72 di peringkat global), Taipei (83), Kuala Lumpur (84), Shanghai (101), Bangkok (117), Beijing (118), Manila (136) dan Jakarta (140).
Laporan tersebut berdasar pada beberapa kategori termasuk politik, ekonomi dan lingkungan sosial budaya. Selain itu, layanan negara pada bidang kesehatan dan perumahan juga termasuk dalam penilaian.
"Budaya, masyarakat, dan iklim yang relatif berbeda, serta ketidakstabilan politik, tingkat kejahatan yang tinggi, dan infrastruktur yang buruk bisa menyulitkan penduduk, karyawan serta keluarga mereka," kata Ketua Mercer, Slagin Parakatil dilansir News, Selasa (10/3).
Menurutnya, pengusaha perlu menilai apakah staf dan keluarga mereka akan menemui penurunan kualitas hidup saat relokasi dan memastikan kompensasi dari perusahaan cukup untuk itu. "Seiring dengan survey, kami semakin mengenal kota yang bisa jadi kompetitor untuk bisnis tradisional dan pusat keuangan," kata dia.
Ditambahkan lebih lanjut, Singapura disebut sebagai kota kedua untuk investasi, baik dari infrastruktur untuk meningkatkan standar hidup maupun menarik lebih banyak perusahaan asing.
Sementara, 10 peringkat kota terburuk untuk ditinggali adalah Baghdad (Irak), Bangui (Republik Afrika Tengah), Port-au-Prince (Haiti), Khartoum (Sudan), N'Djamena (Chad), Sana'a (Yaman), Brazzaville (Kongo), Kinshasa (Kongo), Konarkry (Guinea), Nouakchott (Mauritania).