REPUBLIKA.CO.ID, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Canberra hari Rabu (25/2/2015) menggelar peragaan busana bertajuk East Meets West (Timur Bertemu Barat), acara peragaan busana menggandeng ikon fesyen kenamaan Australia Perri Cutten
KBRI Canberra baru pertama kali ini melakukan kolaborasi dengan desainer papan atas Australia Perri Cutten. Telah 30 tahun lamanya Perri Cutten menawarkan dan memanjakan kaum wanita di Australia dengan desain busana modern klasik dan anggun dengan kualitas kain prima.
Acara dihadiri sekitar 180 orang undangan terbatas yang mayoritas adalah para pecinta dan pengamat mode, businesswoman, dutabesar dan media. Dalam acara ini, Indonesia menampilkan busana busana daerah dari sejumlah kawasan di Tanah Air dan Rumah Mode Perri Cutten menampilkan koleksi musim gugur dan musim dingin. Ada delapan busana daerah yang ditampilkan yaitu dari Batak Sumatera Utara), Lampung, Jawa Tengah, Sunda (Jawa Barat), Dayak (Kalimantan Tengah) Bali, Makassar (Sulawesi Selatan) dan Pulau Sumba.
Di samping peragaan busana, KBRI juga menggelar pameran tekstil sehingga para tamu dapat melihat dan mengenal lebih dalam aneka kain nusantara, di antaranya pameran kain batik, songket dan tenun ikat sambil menikmati berbagai makanan ringan khas Indonesia misalnya kue lumpur, martabak telur, sate ayam, dan masih banyak kudapan ringan lainnya.
Para tamu juga dimanjakan dengan suguhan tabuhan merdu musik gamelan dan berkesempatan menikmati Miniature Indonesia di Rumah Budaya Indonesia Dalam sambutannya, Duta Besar Indonesia untuk Australia Nadjib Riphat Kesoema, menyampaikan bahwa kegiatan peragaan busana eksklusif ini tidak hanya bertujuan untuk mempromosikan kekayaan dan keindahan kain nusantara dan busana daerah serta kuliner Indonesia kepada masyarakat Australia, melainkan juga untuk merayakan perpaduan budaya Indonesia dan Australia yang unik lewat fesyen
Dubes Nadjib juga menambahkan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan untuk amal. Seluruh dana yang terkumpul lewat penjualan tiket undangan dan undian (raffle) akan disumbangkan buat organisasi untuk perempuan dan anak–anak Marymead di Australia dan Tanoker di Indonesia.
"KBRI akan menyumbangkan seluruh hasil penjualan tiket raffle buat komunitas Tanoker di Indonesia yang mayoritas adalah buruh migran perempuan agar perempuan dan anak-anak Indonesia mendapat pendidikan dan keterampilan yang baik,” ujar Dubes Nadjib
Head Designer Perri Cutten, Penelope Loorham, merasa kagum dengan busana daerah yang diperagakan oleh para model. “Kostum yang sangat mewah, karya seni yang luar biasa,” ujar Penelope yang telah menjadi desainer label Perri Cutten selama 16 tahun sejak tahun 1998.
Sekitar 6 (enam) syal batik di antaranya karya Danar Hadi dan Iwan Tirta dan Tenun Gaya koleksi pribadi Nino Riphat Kesoema, dipadankan dengan gaun koleksi Perri Cutten. “Syal batik dengan motif dan kombinasi warna yang sophisticated sangat indah dipadu dengan busana Peri cutten." kata Karenne Pfeiffer, Northen Regional Manager Perri Cutten.
Di akhir acara, Dubes Nadjb mengutarakan rasa bangganya bisa bekerja sama dengan Perri Cutten. “Semoga di masa yang akan datang, berkat desain dari Penelope Loorham, Perri Cutten dapat mengaplikasikan motif batik dalam koleksinya."