REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ada yang khas dari komunitas Tiong Hoa Kota Semarang, setiap menyambut datangnya tahun baru Imlek. Tak terkecuali dalam menyambut tahun ‘kambing kayu’ kali ini.
Yang khas, komunitas Tiong Hoa Semarang ini kembali menggelar Pasar Imlek Semawis tahun 2015. Seperti tahun-tahun sebelumnya, ‘pasar malam’ ini dilaksanakan di kawasan Gang Warung atau jantungnya kawasan Pecinan Semarang.
Jelang Imlek kali ini, pasar malam yang diinisiasi oleh Komunitas Pecinan Semarang untuk Pariwisata (Kopi Semawis) ini telah memasuki tahun penyelenggaraan yang ke-12.
Sehingga pasar Semawis yang berlangsung sejak Sabtu (14/2) hingga Selasa (17/2) ini sudah menjadi ikon pariwisata Kota Semarang atau Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah, setiap menjelang perayaan tahun baru Imlek.
Yang unik dari penyelenggaraan pasar malam ini selalu mengusung harmonisasi budaya Tiong Hoa serta budaya lokal yang telah berdampingan bersama- dalam mewarnai sejarah dan budaya Kota Semarang.
Sehingga pasar malam ini tak hanya dinikmati oleh warga maupun komunitas Tiong Hoa Semarang. ''Namun juga masyarakat lintas kultur lainnya di Kota Semarang,” kata Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi.
Meski nuansanya sangat kental dengan perayaan kegiatan para etnis Tiong Hoa, jelas Wali Kota, namun pasar malam ini sarat dengan kegiatan yang berisi model-model keragaman budaya asli Kota Semarang.
Tak hanya kuliner, produk- produk UMKM, kesenian khas dan ragam budaya Tiong Hoa dan produk akulturasi budaya yang berkembang di Kota Semarang tampil pada pasar malam ini.
Karena itu, Wali Kota sangat mengapresiasi kegiatan yang telah memasuki penyelenggaraan tahun ke -12 ini. Tradisi Pasar Imlek Semawis adalah acara yang ditunggu-tunggu bukan saja warga Semarang namun juga warga kota lain di sekitarnya.
Karena mempertahankan tradisi bukan persoalan yang mudah. Apa yang telah dirintis dapat bertahan sampai saat ini bukan persoalan yang gampang. “Tapi, Pasar Imlek ini mampu bertahan dan berkesinambungan,” tegasnya.