Kamis 19 Feb 2015 10:01 WIB
Tahun Baru Imlek

Filosofi di Balik Makanan Khas Imlek

Rep: C04/ Red: Winda Destiana Putri
Permen khas Imlek di Petak Sembilan
Foto: REPUBLIKA/Aprilia
Permen khas Imlek di Petak Sembilan

REPUBLIKA.CO.ID, PETAK SEMBILAN -- Dalam tradisi Tionghoa, perayaan Tahun Baru Imlek identik dengan makan bersama. Hal ini memiliki makna sebagai ungkapan kebersamaan dan keutuhan keluarga sehingga makan malam adalah bagian yang paling penting dari perayaan ini.

Setiap makanan yang disajikan pada acara makan bersama saat perayaan tahun baru Imlek memiliki makna dan filosofi masing-masing.

Menurut Aji Chen Bromokusumo, seorang pakar kuliner, ada beberapa kuliner yang identik dengan perayaan tahun baru Imlek. Berikut di antaranya:

Ca Rebung

Ca Rebung atau Bu Bu Gao Sheng juga merupakan salah satu makanan yang khas saat perayaan Imlek karena melambangkan hidup dengan semangat yang baru sesuai dengan filosofi tunas bambu yang semakin lama semakin tinggi dan besar. Bu Bu Gao Sheng berarti semakin lama semakin sukses dalam segala aspek kehidupan dan kesehatan.

Haisom

Haisom atau timun laut ini mempunyai makna sebuah harapan berlimpahnya rezeki yang banyak dan mendoakan keuletan. Menu ini tidaklah murah dan mudah untuk ditemukan dengan kualitas bagus. Jadi belum tentu di setiap perayaan Imlek akan disediakan Haisom.

"Sekali lagi, ini juga menu yang jarang karena proses pembuatan kuliner ini tidaklah mudah dan juga tidaklah murah. Haisom ketika baru dibeli perlu dibakar terlebih dahulu hingga kulit keras di luarnya mengelupas. Lalu didiamkan 3-4 hari sebelum bisa dimasak," ulas Aji Chen.

Nuomi Fan

Nuomi Fan atau kue ketan ala Kanton, menyiratkan kebersamaan dan kekompakan dalam keluarga. Oleh karena itu, orang Tionghoa memakan beras ketan yang lengket. Bentuk aslinya adalah seperti kwetiau yang berantakan. Namun ada pula yang menggunakan daun lotus untuk membuat bentuk yang bagus dan juga aroma yang lebih harum.

Kue Keranjang Kukus

Salah satu makanan yang harus ada saat tahun baru Imlek adalah kue Keranjang. Kue Keranjang ini disebut juga dengan Nian Gao. Bentuk aslinya mirip lontong dan tawar rasanya. Namun di Indonesia karena pengaruh lokal, berubah menjadi manis dan cokelat warnanya karena gula yang terkaramelisasi.

Asal usul dari kue keranjang ini karena dahulu pembuatannya dicetak dalam keranjang-keranjang kecil dari anyaman bambu. Kue keranjang ini melambangkan kebersamaan dan kekompakan keluarga.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement