REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tak hanya angpao, Imlek juga diidentikkan dengan barongsai, tarian yang kian populer di masyarakat dan bisa dijumpai dengan mudah di banyak tempat.
Di Semarang, Jawa Tengah, misalnya, atraksi pertunjukan barongsai bahkan pernah digelar di dalam kolam wahana permainan air Water Blaster, untuk menyemarakkan Tahun Baru Imlek 2562. Barongsai yang dipertunjukkan di tempat-tempat hiburan ini semata untuk memberi hiburan bagi masyarakat.
Dan, ketika puncak acara Imlek atau yang biasa disebut Cap Go Meh tiba, setiap tanggal 15 pada bulan pertama penanggalan Cina, aksi barongsai bakal lebih marak lagi.
Bagi warga Tionghoa, Tahun Baru Imlek berarti saatnya mewujudkan harapan baru. Hambatan atau bala yang menghalangi harapan tersebut karenanya perlu dihilangkan. Barongsai itulah yang digunakan sebagai perlambang menolak unsur-unsur jahat.
''Barongsai ditarikan untuk mengusir roh-roh jahat atau penolak bala ketika tahun baru tiba,'' kata Totok Subiakto, masyarakat Cina di Bekasi Timur, Jawa Barat, dalam tulisan yang dipublikasikan Republika.
Totok menjelaskan barongsai berasal dari kepercayaan masyarakat Cina terhadap singa. Singa dijadikan sebagai simbol penolak bala dan karenanya pula barongsai dianggap akan mendatangkan kesejahteraan di tahun yang baru.