REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla mengingatkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia perlu mengevaluasi serta mengatur pertumbuhan pembangunan hotel agar tidak terjadi kelebihan kebutuhan bangunan tersebut, mengingat pertumbuhannya dalam lima tahun sangat pesat.
"Itu sebenarnya yang menyebabkan hotel kelebihan pasokan pada saat permintaannya turun. Sederhana saja, jadi jangan menyalahkan peraturan pemerintah itu," kata Jusuf Kalla saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) ke-16 Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) 2015 di Jakarta, Selasa (17/2).
Dikatakan wapres, pertumbuhan pembangunan hotel dalam lima tahun terakhir terutama di sejumlah kota besar di Indonesia sangat pesat, menyebabkan persaingan semakin ketat dan turunnya tingkat hunian hotel. Kalla juga menyinggung kemajuan negara tetangga Malaysia dan Thailand dalam mengelola pariwisatanya. Padahal Indonesia juga terkenal dengan keindahan alamnya, keunikan budayanya, sejarah panjangnya.
Pemerintah, lanjut Wapres, akan memperbaiki sisi administratifnya terlebih dahulu untuk menarik minat para wisatawan mancanegara, seperti pengurusan visa dan paspor, serta meningkatkan promosinya. "Perbanyak negara bebas visa. Perbaiki imigrasi, jangan menjengkelkan orang tiba. Bikin ketentuan-ketentuan yang menarik, promosi yang baik untuk pariwisata," jelas Wapres.
Untuk mendorong pariwisata, Wapres mengatakan pemerintah akan menaikkan anggaran promosi pariwisata ke depan hingga dua kali lipat untuk meningkatkan kunjugan wisata dari mancanegara. "Untuk bikin iklan di CNN, National Geography, Tiongkok dan di manapun," ujar Wapres.
Meteri Pariwisata Arief Yahya menyampaikan bahwa pemerintah telah menetapkan pariwisata sebagai salah satu "leading sector" dalam perekonomian Indonesia, karena dinilai telah menyumbangkan devisa yang besar bagi negara.
"Tantangan terberat pariwisata Indonesia saat ini adalah target mencapai 20 juta kunjungan wisata untuk tahun ini," ucap Arief.
Ketua Umum BPP PHRI Wiryanti Sukamdani mengatakan harapan utama PHRI ke depan adalah tersedianya lapangan pekerjaan bagi rakyat di sektor Hotel dan Restoran serta peningkatan perekonomian bagi masyarakat.