Rabu 11 Feb 2015 14:26 WIB
Kontroversi Valentine

Jelang Valentine, Orang Tua Harus Aktif Ajak Anak Berdiskusi

Rep: C09/ Red: Winda Destiana Putri
Ibu dan anak
Foto: guardian.co.uk
Ibu dan anak

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Anak, Anna Surti, membeberkan pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak-anak remaja mereka.

Menurutnya, pengawasan sebaiknya tidak dilakukan dengan bentuk pelarangan, karena jika dilarang, anak remaja akan semakin penasaran dan akhirnya mencoba.

 

"Jika orang tua cenderung melarang-larang, remaja seringkali malah semakin ingin mencoba sesuatu yang dilarangkan, misalnya melarang untuk merayakan hari valentine," ujar Anna, saat dihubungi Republika Online, Rabu (11/2).

 

Ia mengatakan, orang tua bisa mulai mengajak anak mengobrol dan berdiskusi yang panjang, tentang apa untung dan rugi dari perayaan valentine. Hal yang paling bermanfaat bagi remaja, adalah ketika bisa berdiskusi dengan orang tuanya.

 

Orang tua bisa menanyakan hal-hal seperti, "Apakah kamu yakin seperti itu untung?" dan "Siapa orang yang menganggap itu hal yang baik?".

Menurut Anna, banyak sekali pertanyaan diskusi yang sebetulnya bisa digali oleh orang tua untuk memberikan pengawasan secara tidak langsung dengan anak.

"Kalau orang tuanya memang malas berdiskusi, agak sulit untuk menanamkan nilai-nilai pada remaja," jelasnya.

 

Ia menambahkan, pengawasan terbaik yang bisa dilakukan orang tua untuk remaja adalah dengan mempererat hubungan. Sehingga anak akan menceritakan apa yang dialaminya dan apa yang dirasakannya kepada orang tua.

 

Jika orang tua biasa mengawasi dengan terus menerus dengan cara mengikuti anak kemana-mana, anak remaja justru akan tumbuh sebagai orang yang cenderung tidak percaya diri meskipun dia aman. Sementara, jika seorang anak yang sudah percaya diri lalu diawasi dengan ketat, anak akan kabur.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement