REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) dinilai berpotensi besar mengembangkan konsep wisata syariah. Selain dikarenakan memiliki penduduk 96 persen Muslim, wisata syariah juga sedang tren di dunia.
Oleh karena itu, menurut Ketua Harian Dewan Kerajinan Nasional (Dekranas) NTB Gita Aryadi, mengapa tidak NTB juga turut serta dalam tren wisata syariah itu.
"Fasilitas itu mencirikan suatu daerah tertentu, kita ingin mengembangkan konsep pariwisata sesuai karakter. Di mana karakter NTB merupakan Islam yang kuat," ujar Gita di Jakarta, belum lama ini.
Salah satu teknis untuk mewujudkan konsep wisata syariah itu dapat dilakukan seperti membangun pulau 1000 Masjid, menempatkan Mushola di tempat yang strategis dan tidak terpencil, kuliner halal dan sebagainya.
Sejauh ini, NTB sebetulnya sudah perlahan mengembangkan konsep wisata syariah. Dari keterangan Gita, sejumlah popularitas dari destinasi yang berbau agama Islam juga sudah mulai meningkat.
"Ada tur keliling Masjid, pondok pesantren, ziarah makam itu juga sudah mulai dikenal," kata Gita menambahkan.
Adapun, tur wisata tersebut lebih banyak dilakukan di Pulau Lombok sebelah timur, tengah dan barat. NTB ke depannya dinilai akan mampu menjadi wisata syariah dengan beragam destinasi pelengkapnya.
Seperti destinasi keunggulannya, pulau Lombok dan Sumbawa. Di mana di dalamnya terdapat banyak pantai indah seperti pantai Lakey, pantai Senggigi, pantai Kuta Mandalika, pantai Sekongkang, dan pantai Tangsi Pink.
Sementara destinasi yang dapat ditemukan lainnya seperti air terjun A'i Beling, air terjun Tiu Kelep, pulau Satonda, Pulau Moyo, Kenawa, Gili Nanggu, Taman Narmada, Candi Lingsar dan lainnya.