REPUBLIKA.CO.ID, BANYUWANGI -- Pergelaran tahunan Banyuwangi Festival kembali digelar. Salah satu rangkaiannya yakni Festival Toilet Bersih.
Tahun ini, ajang yang sudah digelar sejak 2012 itu menampilkan berbagai potensi Banyuwangi, mulai kekayaan seni dan budaya, even olahraga dan pariwisata, sampai kearifan lokal melalui sebuah festival yang kreatif, unik, dan menarik.
”Banyuwangi Festival tidak hanya digelar untuk mempromosikan daerah dan pariwisatanya, namun terutama untuk memaksimalkan potensi daerah dan memberikan semangat kepada masyarakat untuk bersama-sama membangun Banyuwangi. Bukan hanya soal pariwisata, tapi juga membangun spirit kemanusiaan,” kata Bupati Abdullah Azwar Anas, Sabtu (31/1).
Tidak kurang 34 even Banyuwangi Festival akan dihelat sepanjang tahun 2015 ini. Mulai dari agenda tahunan seperti International Tour de Banyuwangi Ijen, Banyuwangi Batik Festival, dan Beach Jazz Festival.
Beberapa even baru sengaja digelar untuk mengakomodasi berbagai potensi lokal yang belum terangkat, sekaligus juga menumbuhkan partisipasi dan kepedulian masyarakat akan daerahnya. Di antaranya, Festival Buah Lokal, Islamic Fashion Week, Festival Permainan Anak, Festival Perkusi, Festival Bedah Rumah, dan Festival Toilet Bersih.
Banyuwangi Festival 2015 dimulai dengan Festival Toilet Bersih, Jumat (30/1) lalu. Peluncuran Festival Toilet Bersih ditandai dengan praktik membersihkan toilet di salah satu sekolah oleh Bupati Banyuwangi, dilanjutkan dengan pemberian bantuan alat-alat kebersihan toilet kepada sekolah, pondok pesantren (ponpes), dan sejumlah elemen masyarakat.
”Dalam satu pekan ini, semua tema khutbah di tempat-tempat agama, mulai masjid hingga gereja, adalah soal kebersihan. Ini untuk semakin meningkatkan kesadaran publik bahwa kebersihan adalah bagian tak terpisahkan dari iman, selain juga untuk menjaga kesehatan,” ujarnya.
Anas mengatakan, Festival Toilet Bersih melibatkan partisipasi langsung dari seluruh warga. Sejauh mana masyarakat peduli pada kebersihan lingkungannya terutama fasilitas toilet di rumah maupun lingkungan sekitarnya.
Festival Toilet Bersih melibatkan pengelola tempat wisata, perhotelan, pondok pesantren, sekolah, tempat ibadah, kantor swasta, hingga instansi publik. Even ini berlangsung selama enam bulan kedepan dengan lomba kebersihan toilet di mana profil dan kedatangan juri dirahasiakan.
”Gerakan toilet bersih kami festivalkan agar masyarakat bisa menerimanya dengan senang sama seperti saat mereka menikmati festival budaya atau musik. Jadi, membersihkan toilet tak jadi beban, tapi menjadi aktivitas yang menyenangkan,” urai Anas.