REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejauh ini, kebijakan Amerika Serikat (AS) terkait travel warning untuk Surabaya, Indonesia belum berpengaruh. Kebijakan tersebut diakui belum berdampak signifikan pada kondisi pariwisata Surabaya.
"Sejauh ini belum berpengaruh, terlebih dari segi kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara," ujar Kepala Ekonomi Kreatif Bidang Media, Desain, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Harry Waluyo di Jakarta, kemarin.
Jumlah kunjungan wisatawan belum menunjukkan penurunan berarti. Data terakhir yang baru diverifikasi diakui Harry yaitu pada akhir tahun lalu.
Sementara untuk Januari ini, kendati belum dilakukan verifikasi namun menurutnya tidak terlihat tanda penurunan jumlah wisatawan.
"Bulan ini belum kelihatan pengaruhnya, sekitar Maret juga nanti akan coba dilihat jumlah kunjungan wisatawan," kata dia. Sebelumnya Harry juga menyampaikan, wisatawan tidak akan begitu mudah terpengaruh oleh isu-isu tertentu.
Dikarenakan wisatawan juga memiliki penilaian tersendiri. Terlebih bila kondisi pariwisata sebuah destinasi telah diketahui kualitasnya. Oleh karenanya ia mengimbau masyakat tidak perlu khawatir atas kebijakan AS ini.
Adapun ia yakin untuk ke depannya, kebijakan tersebut juga tidak akan berpengaruh secara drastis khususnya untuk Surabaya.
"Saya yakin tidak hanya untuk saat ini, ke depannya juga tidak akan berpengaruh terlalu besar, tidak masalah," kata dia menambahkan.