REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Ekonomi Kreatif Bidang Media, Desain, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Harry Waluyo turut menanggapi terkait isu travel warning yang dikeluarkan Amerika Serikat (AS) untuk Surabaya.
Ia menegaskan, setiap negara memiliki hak untuk memutuskan kebijakan. "Travel warning untuk Surabaya adalah hak AS. Itu lumrah saja, negara manapun memiliki hak menentukan kebijakan," ujar Harry di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Kamis (29/1).
Kembali dijelaskannya, kebijakan tersebut sah-sah saja. Kendati begitu namun menurut Harry, dalam sektor pariwisata, sebuah isu semata tidak akan terlalu berdampak signifikan terutama untuk wisatawan maupun destinasi wisata.
Dengan catatan, kata dia, jika destinasi wisata tersebut memang mampu menjaga sapta pesonanya. Ia menambahkan, tidak terkecuali untuk Surabaya yang menurutnya bahkan sudah dikenal akan kualitas kotanya.
Wisatawan domestik maupun mancanegara pada umumnya tidak akan mudah termakan isu-isu tertentu. Terlebih bila wisatawan tersebut telah mengetahui kondisi destinasi wisata tersebut sebelumnya.
"Asalkan destinasi wisata dalam hal ini Surabaya juga mampu menjaga kualitas dan prilakunya, tidak akan ada masalah berarti," kata Harry menambahkan.