Ahad 18 Jan 2015 07:12 WIB

Wanita Muda Bercerai Makin Ramai, Kok Bisa?

Rep: Mutia Ramadhani/ Red: Winda Destiana Putri
Perceraian (Ilustrasi)
Foto: The Guardian
Perceraian (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fenomena umum di dunia menunjukkan kemunculan janda muda yang bercerai rata-rata diusia 30 tahunan atau di bawah 40 tahun semakin marak.

Ketika aktris Hollywood (26 tahun) Scarlett Johansson mengumumkan dia bercerai dengan suaminya, aktor Ryan Reynolds. Dia berstatus janda pada usia di bawah 30 tahun akibat pernikahan yang bertahan kurang dari empat tahun.

Para ahli mengatakan pasangan muda banyak bercerai rata-rata diakibatkan mereka tak bersedia menerima jika ada sesuatu yang berbeda dari pasangannya. Psikolog John Aiken mengatakan mereka berpikir bahwa jika mereka 'keluar' dari sesuatu yang berbeda itu secepatnya, mereka bisa melakukan hal lebih diwaktu berikutnya.

"Mereka masih pada tahap dimana usia mereka masih bisa memiliki keluarga dan pasangan lain. Mereka juga masih bisa bertemu dengan orang-orang baru yang mungkin saja menjadi pasangan terbaik berikutnya untuk mereka," kata Aiken, dilansir dari Body and Soul, Ahad (18/1).

Psikolog Anne Hollonds mengatakan tidak mengherankan banyak janda muda bermunculan. Ini mengingat kurangnya dukungan keluarga, teman sebaya, atau sahabat-sahabat mereka yang belum menikah dan masih bisa bersenang-senang, sementara mereka sudah menikah.

Jessica Simpson dan Avril Lavigne adalah contoh aktris dunia lain yang menikah diusia 20 tahunan dan bercerai setelah empat tahun menikah. Psikolog klinis Vera Auerbach, yang mengkhususkan diri dalam hubungan pernikahan mengatakan banyak pasangan menikah muda masuk ke dalam hubungan dengan cara yang naif. Padahal, dalam hubungan jangka panjang jelas akan ada perbedaan-perbedaan nyata yang harus dihadapi dengan pasangan.

"Beberapa dari mereka terlau memiliki harapan tinggi dengan mengidealkan pasangan dan pernikahannya. Mereka masuk ke dalam hubungan dengan cara naif. Ini adalah generasi klise," kata Auerbach.

Pasangan muda yang naif ini, kata Auerbach, sering membahas masalah dari sudut pandangnya sendiri. Semua tentang 'aku, aku, aku.' Padahal, dalam hubungan pernikahan dan komitmen, Anda membutuhkan solusi 'kita, kita, kita' alias solusi bersama sehingga hubungan bisa berlangsung jangka panjang.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement