REPUBLIKA.CO.ID, Psikolog Universitas Cambridge, Dr Terri Apter menemukan banyak wanita yang hubungannya kurang harmonis dengan sang ibu mertua. Hubungan mereka rusak karena kecemburuan dan kritik.
Apter menemukan hampir dua per tiga dari ibu mertua percaya bahwa istri anaknya yang salah. Sekitar setengah perempuan dalam penelitian yang dilakukan Apter menemukan bahwa ibu mertua sering 'cemburu' dengan menantunya dan 55 persen dari mereka merasa tegang, gelisah, dan kurang nyaman jika bersama menantunya. Sebagian dari ibu mertua merasa dikucilkan oleh menantunya.
Ingin punya hubungan mesra dengan mertua? Berikut beberapa yang perlu diperhatikan supaya berhubungan baik dengan ibu mertua, dilansir dari Body and Soul, Jumat (9/1).
Kurangnya pengakuan
Banyak ibu mertua merasa menantunya mengabaikan sarannya. Apter mengatakan ketegangan umumnya terjadi karena menantu gagal memahami bahwa ibu mertua sebetulnya sangat menghargai dan mengakui keberadaan istri anaknya.
"Sebagai contoh, ibu mertua berharap Anda mengorbankan karier Anda dan fokus mengurus suami. Anda langsung merasa bahwa ibu mertua Anda tidak mengakui apa capaian Anda di dunia kerja," kata Apter.
Ibu mertua mungkin tidak mengerti bagaimana rasanya menyeimbangkan karier, membesarkan anak, dan menjadi istri yang baik. Konselor rumah tangga, Sturmey mengatakan bahwa menantu hendaknya lebih toleran. Bisa jadi ibu mertua Anda bukanlah seorang yang mengenyam pendidikan tinggi seperti Anda.
Bisa jadi ibu mertua Anda sudah terlalu tua sehingga pandangannya semua tertuju untuk kebaikan anaknya. Semua ibu wajar melakukannya. Anda sebaiknya bisa menempatkan diri Anda pada posisi sang ibu sehingga mungkin menjadi lebih mengerti.
Merasa ditinggalkan
Ibu mertua Anda mungkin adalah wanita paling berpengaruh dalam kehidupan pasangan Anda. Setelah kalian berdua menikah, dia mungkin merasa kehilangan anaknya dan terkadang itu butuh waktu menerimanya.
"Ibu mertua Anda mungkin khawatir bagaimana nasib anaknya setelah dirinya tak lagi ada. Apakah istrinya akan merawatnya dengan baik?" kata konselor rumah tangga, Sturmey.
Sayangnya, banyak menantu yang merasa ditinggalkan dan tidak dipercaya oleh suaminya jika sang suami lebih memprioritaskan ibunya. Hindari pemikiran demikian, justru bergabunglah di dalamnya. Misalnya, jika suami Anda memberi perhatian pada ibunya, sekali-kali katakan, "Sekarang giliranku membahagiakan ibu."
Anda bisa menggantikan peran suami sesekali untuk menghibur ibunya. Misalnya, mengajak ibu mertua jalan-jalan, menemaninya berbelanja, atau sekadar menemaninya makan siang di rumah. Ini adalah cara bahwa Anda memberi pengakuan pada ibu mertua Anda.