REPUBLIKA.CO.ID, DENPASAR -- Jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Bali sepanjang Januari-November 2014 meningkat hingga 14,76 persen dibandingkan 2013. Jumlahnya naik dari 2,979 juta wisman menjadi 3,419 juta wisman.
"Wisman Cina mengalami peningkatan signifikan," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Bali di Denpasar, Senin (5/1).
Secara kumulatif, wisman Cina yang datang ke Bali Januari-November 2014 meningkat hingga 49,28 persen dibandingkan periode sama pada 2013. Berikutnya adakah wisman Singapura (34,94 persen), Australia (18,70 persen), Malaysia (14,87 persen), dan Korea Selatan (9.26 persen).
Wisman asal Taiwan mengalami penurunan terendah, hingga minus (-10,74 persen) sepanjang Januari 2014. Panusunan menjelaskan, rata-rata lama menginap tamu pada hotel berbintang di Bali pada November 2014 mencapai 3,23 hari.
Menurut kabupaten dan kota, rata-rata tamu terlama menginap di Kota Denpasar selama 4,34 hari pada November 2014, sedangkan terendah di Kabupaten Buleleng 2,38 hari.
Rata-rata lamanya tamu menginap di hotel nonbintang di Bali pada November 2014 mencapai 2,90 hari. Angka ini naik dibandingkan Oktober 2014. Menurut kabupaten dan kota, rata-rata lama menginap tamu tertinggi terjadi di Kabupaten Badung (4,11 hari), sedangkan terendah di Kabupaten Jembrana (1,01 hari).
Kepala Dinas Pariwisata Daerah, Anak Agung Gede Yuniarta Putra sebelumnya menargetkan bahwa Bali membidik empat juta wisman pada 2015. Menurutnya, kebijakan bebas visa yang diberlakukan pemerintah pusat akan mendorong tercapainya target tersebut.
"Pemerintah pusat sudah membuka bebas visa untuk wisman Cina, Rusia, Jepang, Australia, dan Korea Selatan ke Indonesia mulai 2015," ujar Yuniarta Putra.
Kementerian Pariwisata menargetkan 16 pasar utama wisman di Indonesia tahun ini. Mereka adalah Cina, Jepang, Korea Selatan, Filipina, Taiwan, Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis yang disebut prime market. Berikutnya Singapura, Malaysia, dan Australia sebagai main market, serta India, Belanda, Timur Tengah, Jerman, dan Rusia sebagai potential market.