REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA - Blue Sky Group akan mengembangkan "premier lounge" di Bandar Udara Internasional Adisutjipto Yogyakarta untuk memberikan layanan yang lebih baik kepada para penumpang pesawat.
"Fasilitas ruang tunggu kelas premium itu akan melengkapi 'Blue Sky Executive Lounge' yang selama ini sudah beroperasi di Bandar Udara (Bandara) Adisutjipto," kata Direktur Pengembangan Bisnis Blue Sky Group Gatoet Seputra di Yogyakarta, Ahad (28/12).
Menurut dia, "premier lounge" berkapasitas 100 orang itu akan dibangun di sebelah timur "executive lounge". Pembangunan ruang tunggu itu direncanakan dimulai pada Januari 2015 dan diresmikan operasionalnya pada Maret 2015.
"Pembangunan 'premier lounge' itu untuk memenuhi kebutuhan penumpang pesawat terhadap ruang tunggu kelas premium. Semua yang disajikan dalam 'premier lounge' itu lebih baik dibandingkan dengan 'executive lounge'," katanya.
Ia mengatakan "premier lounge" memiliki ruangan yang lebih luas dan jenis makanan yang disajikan lebih beragam. Selain itu juga dilengkapi kopi bar dan menyajikan kopi berkualitas premium.
"Semua itu diharapkan dapat memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada penumpang pesawat. Setiap penumpang pesawat yang menggunakan fasilitas ruang tunggu kelas premium itu dikenai biaya Rp 125 ribu," kata Gatoet.
Menurut dia, fasilitas ruang tunggu kelas premium di Bandara Adisujipto itu akan menambah "premier lounge" yang telah dioperasikan Blue Sky Group di Bandara Kuala Namu Medan, Bandara Sepinggan Balikpapan, dan Bandara Syamsudin Noor Banjarmasin.
"Dalam mengembangkan 'premier lounge' itu kami bekerja sama dengan perbankan yang menawarkan kartu kredit dan PT Angkasa Pura sebagai mitra Blue Sky Group," kata Gatoet. SBU Manager Blue Sky Lounge Yogyakarta Yokundus mengatakan pihaknya optimistis "premier lounge" di Bandara Adisutjipto akan diminati para penumpang yang menunggu keberangkatan pesawat.
"Kami optimistis karena selama ini penumpang yang memanfaatkan 'Blue Sky Executive Lounge' di Bandara Adisutjipto jumlahnya cukup signifikan, rata-rata 300 orang per hari. Hal itu yang membuat kami mengembangkan 'premier lounge'," katanya.