REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Meski sudah 10 tahun berlalu, gelombang maha dahsyat tsunami menerjang Aceh dan sekitarnya, namun peristiwa mengerikan tersebut masih menyisakan banyak kenangan di masing-masing korban selamat.
Salah satu yang membekas dari ingatan mereka adalah, ketika gelombang tersebut menyapu bersih Aceh, para korban menyelamatkan diri didalam Masjid Agung Baiturrahman ini. Ratusan orang mengungsi didalam Masjid agung yang sudah berusia 130 tahun tersebut.
Bangunan megah yang identik dengan dinding bercatkan putih, dihiasi kubah megah berwarna hitam pekat ini pertama kali dibangun dari kayu pada tahun 1621. Saat itu Aceh masih dipimpin oleh Sultan Iskandar Muda.
Masjid Agung Baiturrahman terletak di pusat kota Banda Aceh. Ditandai oleh menara setinggi 35 m, 7 kubah besar dan 7 menara masjid, Baiturrahman kemungkinan menjadi contoh bagi masjid-masjid lain di Indonesia dan semenanjung Malaysia.
Waktu yang paling baik untuk mengunjungi Masjid ini adalah pada saat shalat Jumat dimana seluruh bagian dan pelataran masjid dipenuhi oleh orang yang sedang melangsungkan ibadah.
Meski sempat diterjang ganasnya gelombang tsunami setinggi 21 meter, Masjid ini merupakan bangunan yang selamat meski terjadi kerusakan di beberapa bagiannya.