REPUBLIKA.CO.ID, BANDA ACEH -- Bila Anda berkesempatan mengunjungi Aceh dalam rangka memperingati 10 tahun tsunami yang terjadi di wilayah tersebut, sempatkanlah untuk mengunjungi Ulee Lheue.
Pasalnya, disini Anda akan menemukan saksi sejarah betapa dahsyatnya tsunami yang menerjang daerah tersebut 10 tahun silam. Masjid Baiturrahim menjadi salah satu dari sedikit bangunan yang masih kokoh berdiri di kawasan Ulee Lheue ketika musibah itu terjadi. Meski ada beberapa masjid lain yang juga bertahan dari bencana tersebut, Masjid Baiturrahim menyimpan nilai historis yang lebih mendalam karena usianya yang panjang.
Sejarah mengatakan Masjid ini merupakan peninggalan dari Kesultanan Aceh. Didirikan pada abad ke-17, Masjid ini pernah dibakar oleh pasukan Belanda sekitar tahun 1873. Namun pada akhirnya, Masjid kembali dibangun dengan dipengaruhi arsitektural Eropa.
Hanya berselang dua tahun setelah dipugar, Banda Aceh diguncang gempa hebat. Banyak bangunan yang hancur akibat gempa tersebut. Sekitar 60% bangunan di sekeliling Masjid hancur atau bahkan rata dengan tanah. Masjid ini pun tak luput terkena dampak. Kubah masjid runtuh. Saat dilakukan renovasi paska gempa, bagian kubah dihilangkan sehingga bagian atas masjid hanya tertutup atap biasa. Selain gempa, masjid juga pernah diterjang banjir besar pada tahun 2001.
Tidak sampai disitu, bencana demi bencana menghantam bangunan Masjid ini. 26 Desember 2004, 10 tahun silam, gelombang raksasa setinggi hampir 22 meter menghantam pesisir utara Banda Aceh. Kawasan Ulee Lheue yang berada persis di tepi laut menjadi salah satu wilayah yang paling parah terkena dampak. Nyaris semua bangunan di wilayah ini rata dengan tanah atau hanyut terhempas gelombang ke arah pusat Kota Banda Aceh.
Alangkah mengejutkannya, Masjid ini masih berdiri kokoh meski dihantam gelombang raksasa. Hanya sebagian kecil bagian bangunan yang mengalami kerusakan akibat bencana tersebut. Oleh karena itu, hingga saat ini, Masjid Baiturrahim menyita banyak perhatian wisatawan dari berbagai belahan dunia.
Sebagai salah satu rumah ibadah yang selamat dari bencana, keberadaan masjid ini menjadi daya tarik wisata bernuansa religi selain Masjid Agung Baiturrahman dan Masjid Rahmatullah Lampuuk.