REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN - Kota Banjarmasin, ibu kota Provinsi Kalimantan Selatan mulai "kebanjiran" buah rambuatan atau buah tahun yang berambut dan berwarna merah bila masak.
Pada Jumat (26/12), buah tahunan yang berbulu atau berambut itu hampir merata terdapat orang berjualan di "kota seribu sungai" Banjarmasin tersebut. Seiring dengan membanjirnya buah rambutan tersebut, harga komoditi itu pun belakangan terus menurun, seperti hari ini (26/12) per sepuluh ikat (isi 10 biji) hanya Rp 3.500.
Sedangkan saat awal keluar atau orang berjualan buah tahun itu, harganya Rp 1.000 per biji atau Rp 10.000 per ikat, kemudian sekitar dua pekan lalu Rp 7.000 per ikat, terus turun menjadi Rp 5.000 per ikat, dan kini hanya Rp 3.500 per ikat.
Sebagaimana pada musim buah rambutan tahun-tahun sebelumnya harga per ikat cuma sekitar Rp 2.500 di pasaran Banjarmasin, asalkan membeli dengan jumlah banyak, misalnya minimal sepuluh ikat. Seperti harga buah rambutan di pasaran Banjarmasin dan sekitarnya saat ini, kalau cuma membeli satu ikat berkisar Rp 400 - Rp 500.
Harga buah rambuatan Rp 3.500 per sepuluh ikat untuk jenis antalagi, berbeda dengan janis si batuk yang Rp 3.000 per sepuluh ikat, kecuali jenis garuda yang belum tampak di pasaran Banjarmasin. Untuk rambutan garuda ini harga agak mahal dibandingkan dengan si batuk dan antalagi. Sebagaimana tahun-tahun lalu, rambutan garuda juga menembus pasaran sampai ke Ibu Kota Jakarta.
Beberapa pedagang rambutan memperkirakan, harga buah tahun itu masih akan turun lagi, seiring puncak musim panen sekitar Januari dan Februari 2015. Pasaran buah rambutan di Banjarmasin dan sekitarnya saat ini terbanyak, baru pasokan dari daerah Anjir Kabupaten Barito Kuala (Batola), Kalsel serta daerah tetangga, Anjir Kabupaten Kapuas, Kalimantan Tengah (Kalteng).