REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Pantai di sepanjang bibir Teluk Lampung menjadi obyek wisata favorit pelancong dari dalam dan luar kota Bandar Lampung.
Selepas waktu Subuh, para pelancong menggunakan kendaraan pribadi mulai menyusuri jalan mengarah kawasan Telukbetung. Maklum, kawasan ini bila menjelang siang hari macet karena jalannya masih sempit dan rusak, apalagi beberapa hari terakhir hujan mengguyur kota ini.
Tujuan pelancong dari dalam dan luar kota Bandar Lampung, tidak lain berlibur ke pantai. Banyak pilihan pantai yang sudah dikelola pihak perusahaan, dengan berbagai macam tawaran tarif dan beragam fasilitasnya. Bahkan , ada pengelola pantai yang hanya menyajikan pondokan dan rumah makan, hanya sekedar menikmati suasana pantai dan angin laut
Pantai Mutun dan Pantai Pulau Tangkil menjadi langganan pelancong. Dua pantai ini berseberangan namun berbeda pengelola. Kedua tempat ini, selalu dipadati pengunjung apalagi saat liburan sekolah dan liburan akhir pekan. Sejak Kamis (25/12), deretan mobil yang parkir di Pantai Mutun sudah padat.
Pengunjung di Pantai Mutun dapat menikmati pondokan, dan fasilitas sewa ban untuk berenang, serta tempat makan. Sedangkan di Pulau Tangkil, pengelola menyediakan sarana atau kapal penyeberangan, olahraga air, banana boat, cottage,dan pemondokan.
Agung, pengunjung asal Palembang, mengatakan dua pantai tersebut sudah dua kali ia kunjungi. "Sekarang sudah bagus lagi dan banyak fasilitasnya, tapi tarifnya mahal sekali," kata mahasiswa Universitas Sriwijaya ini.
Menurut dia, tarif yang ditawarkan hendaknya terjangkau dengan masyarakat tidak mampu, karena mereka hanya ingin menikmati pemadangan yang tidak ada di daerahnya. Terkadang mereka membawa makanan sendiri, sehingga jangan dilarang atau disuruh membeli makanan di dalam pantai.
Umi Ida, pengunjung dari Bandar Lampung, hanya memilih Pantai Klara. Di tempat ini, menurut dia, ia hanya ingin bersantai dan makan siang bersama keluarga, saat liburan sekolah dan hari libur nasional.
“Sekali-sekali bolehlah ke pantai untuk rileks dari kegiatan rutin di rumah," tutur ibu tiga anak ini.
Beberapa pelancong lain asal luar Provinsi Lampung, justru memilih berlibur di Teluk Kiluan, Kabupaten Tanggamus. Meski jalur yang dilalui dengan kendaraan di pesisir Teluk Lampung, namun harus menempuh jarak 3-4 jam perjalanan.
"Kalau ke Teluk Kiluan, harus banyak persiapan duit dan makanan. Soalnya semua pakai duit, karena jauh dari kota," ungkap Wibisana, yang sudah berlibur ke Teluk Kiluar pertengahan Desember lalu.
Ia menuturkan di Teluk Kiluan tempatnya masih asli dan airnya sangat jernih sehingga dapat meliht dasar laut. Selain itu, pengunjung dapat menyaksikan langsung ikan lumba-lumba saling kejar-kejaran di laut yang tidak jauh dari teluk.
"Tapi sayangnya, ongkos naik perahu melihat ikan lumba-lumbanya Rp 500 ribu per tiga orang, sewa rumahnya Rp750 ribu termasuk makan dua kali," ujarnya.