Jumat 19 Dec 2014 19:07 WIB

Anies : Tanya ke Anak Mau Buat Karya Apa

Anies Baswedan
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Anies Baswedan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Anies Baswedan meminta kepala sekolah dan orang tua untuk bertanya kepada anak didik dan anak-anaknya tentang karya apa yang ingin diciptakan saat lulus sekolah.

"Saya selalu bilang kepada kepala sekolah jangan pernah tanya anak-anak mau jadi apa saat lulus nanti. Harusnya yang ditanyakan pada mereka mau buat apa kalau sudah lulus nanti," katanya saat menghadiri peluncuran mobil listrik bertenaga surya karya pelajar SMK Muhammadiyah Malang di Jakarta, Jumat (19/12).

Jadi, menurut dia, adalah sebuah tantangan bagi pendidik untuk mampu menciptakan anak-anak muda yang bukan mencari kerja, tetapi anak-anak muda yang bisa berkarya menciptakan peluang untuk mendorong sebuah perubahan.

"Ternyata SMK Muhammadiayah 7 Gondanglegi Malang dan SMK Muhammadiyah Haurgelis sudah membuktikan karyanya. Saya rasa ini inspirasi bagi kita semua, mudah-mudahan akan lebih banyak lagi yang seperti ini dan bentuk karyanya tidak harus mobil," ujar dia.

Anak-anak muda Indonesia mendapat tantangan besar di masa depan agar mampu membuat bangsa ini berdaulat, mampu berdiri di atas kaki sendiri, termasuk ketika memenuhi kebutuhan produk-produk vital yang salah satu di antaranya transportasi. "Saya bayangkan beberapa tahun, ke depan kita sudah tidak sempat membuat upacara peluncuran produk-produk hebat anak bangsa, karena sudah jadi kegiatan rutin di mana-mana," ujar Anies.

Saat ini, ia mengatakan pemerintah ingin mendorong reorientasi bangsa berbasis maritim, bukan sekadar berbasis darat. Perubahan orientasi ini butuh perhatian terobosan berupa perubahan "mindset" di kalangan pendidik.

"Bagi sekolah kejuruan yang punya potensi inovasi berbau bahari ayo masuk duluan, jangan sampai keduluan yang lain," katanya.

Saat Indonesia berjaya di darat tidak cepat membangun industri transportasi nasional tetapi justru bergantung pada pihak luar.

"Jangan sampai saat pemerintah melakukan reorientasi basis bangsa seperti sekarang Indonesia kembali tertatih karena terlambat mengembangkan teknologinya," katanya.

Ia mengatakan transportasi laut menjadi peluang sangat besar karena itu anak-anak muda, termasuk yang ada di SMK, jangan melepas kesempatan itu.

Reorientasi bangsa menjadi bangsa maritim bukan sebuah wacana yang harus didiskusikan terus-menerus tetapi harus dikerjakan. Jika kesatuan infrastruktur wilayah Nusantara sudah terbentuk maka kesatuan harga di seluruh Indonesia akan tercipta. "Itu menjadi target. Jika motor di Jawa sudah satu harga dengan di Papua, artinya gagasan bangsa maritim sebagai suatu wilayah kesatuan yang kita bangun tercapai," ujar dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement