REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Psikolog Universitas Indonesia (UI), Tika Bisono menilai penyebarluasan konten pornografis merupakan salah satu bentuk kejahatan terhadap anak-anak. Sebab, konten itu menyasar alam bawah sadar mereka untuk melakukan sesuatu yang tidak pantas dipikirkan pada usia mereka.
Apalagi, daya ingat mereka menjadikan konten porno itu tertancap seumur hidup di benaknya. “Kita sudah lama mengeluhkannya. Itu bukan tayangan untuk anak-anak,” kata Tika Bisono saat dihubungi, Rabu (17/12) di Jakarta.
Aktivis kesehatan anak-anak ini menuturkan, konten pornografis merusak kejiwaan seseorang dengan cara membuatnya ketagihan untuk terus berulang kali menonton. Pengaruh itu makin parah dampaknya bagi anak-anak. Apalagi mereka belum bisa mengendalikan diri dari pengaruhnya.
“Orang dewasa saja banyak yang tidak kuat mengendalikan dirinya. Apalagi anak-anak. Mereka didominasi rasa ingin tahu,” ujar Tika Bisono, Rabu (17/12).
Tika pun menekankan pentingnya peran orang tua sebagai pengendali agar anak-anak terhindar dari pornografi. Misalnya, dengan membatasi akses terhadap alat-alat komunikasi yang memungkinkannya menonton konten pornografi.
“Pada dasarnya, tidak ada yang salah dengan penggunaan gadget atau mengakses internet. Hanya saja, para orang tua mesti cerdas,” ujar Tika Bisono, Rabu (17/12).
Masalah baru muncul ketika para orang tua sendiri masih gagap menggunakan alat-alat komunikasi atau gadget. Solusi satu-satunya, kata Tika Bisono, mereka mesti bersedia belajar menggunakan atau setidaknya mengenal seluk beluk gadget.
Misalnya, para orang tua bisa memanfaatkan software parental control pada jaringan internet rumah mereka untuk membatasi gerak anak-anak saat mengakses konten di dunia maya.
Selain itu, perangkat lunak ini juga bisa mencegah anak-anak untuk tidak membuka situs-situs tertentu. Apalagi, software tersebut dapat diperoleh dengan mudah dan murah atau malah gratis dari internet.
Jika orang tua masih kesulitan belajar menggunakan gadget, maka menurut Tika Bisono, setidaknya mereka harus membatasi penggunaan gadget oleh anak-anak mereka.
“Belikan mereka gadget sesuai dengan kebutuhan dan usia mereka, alih-alih sesuai dengan keinginan mereka. Orang tua harus tegas,” kata Tika Bisono, Rabu (17/12).