REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Selama pertengahan abad ke-18, Kesultanan Yogyakarta memulai pembangunan Kastil Air Taman Sari. Rancangan kompleks bangunan itu terdiri dari taman-taman dan banyak sekali kolam.
Dilansir dari Atlasobscura, Rabu (17/12) Taman Sari dibuat seperti segitiga air buatan manusia yang menghubungkan daratan dengan terowongan bawah tanah dan bangunan-bangunan di pulau kecil. Salah satu struktur pulau kecil dibangun sebagai mesjid. Uniknya, mesjid ini hanya bisa diakses melalui terowongan bawah air.
Mesjid tersebut tidak terlalu besar. Meski demikian, mesjid lengkap dengan tempat imam atau mihrab yang menghadap kiblat. Mesjid juga dilengkapi dengan banyak anak tangga menuju pintu masuk dan keluar mesjid.
Anak tangga tersebut membawa pada lima pintu berbeda dari pusat gedung. Sementara anak tangga yang lain menghubungkan lima tangga yang lebih rendah ke pintu gerbang yang tinggi.
Mesjid sederhana ini adalah satu-satunya tempat yang membawa misteri dari semua bangunan di kompleks Kastil Air Taman Sari. Hingga saat ini, hanya beberapa bagian kompleks yang masih utuh dari banyak bangunan di abad 17.
Kolam-kolam telah dipugar dan diisi air kembali sehingga memungkinkan pengunjung mengeksplorasi struktur bawah tanah. Namun, kualitas bangunan tidak lagi sama. Permukiman warga pun telah mengambil alih bagian danau buatan.
Sementara, bangunan-bangunan lain hanya berdiri saja namun tidak digunakan karena kondisi yang buruk. Meski demikian, pada 1995, seluruh kompleks telah terdaftar sebagai situs warisan dunia yang ditinggalkan untuk masa kini.